Senin, 02 Januari 2017

Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Bali Tahun 2013



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasekan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah statistika berbeda dengan statistik. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik adalah data, informasi atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan, ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi sampel, unit sampel, probabilitas.
Dari data hasil penelitian sering kali diminta suatu uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang persoaalan yang ditelit. Sebelum kesimpulan dibuat, keterangan data yang yang telah terkumpul itu terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolahdan berdasarkan pengolahan ini baru dibuat kesimpulan. Dari pernyataan diatas tersirat bahwa statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisian yang dilakukan. Maka dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa ruang lingkup statistika lebih luas daripada statistic serta statistika mencangkup statistic.
A.Statistika deskriptif
Statistika deskriptif merupakan metode-metode yang berkait dengan pengumpulan dan penyajian sekumpulan data, sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Perlu kiranya dimengerti bahwa statistika deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan yang lebih banyak dan lebih jauh dari data yang ada. Kegiatan memeriksa sifat-sifat penting dari data yang ada itu disebut analisis data secara pemerian (deskripsi). Karenanya bagian statistika demikian dinamakan Statistika Deskriptif atau Statistika Perian. Penyusunan tabel, diagram, modus, kuartil, simpangan baku termasuk dalam kategori statistika deskriptif.
B.Statistika inferensi
Statistik inferensial merupakan kebalikan dari statistika deskriptip, statistika infrensial merupakan statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakterisktik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Pada statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi, seperti mean dan Uji t (Sugiyono, 2006). Statistika inferensi, yang berupa kajian tentang penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan objek yang menjadi perhatian namun hanya atas dasar data sebagian objek inilah yang disebut Statistika Inferensial atau Statistika Induktif. Dengan demikian, Statistika Inferensial menyimpulkan makna statistik yang telah dihitung, dianalisis atau disajikan grafik atau diagramnya tersebut. Penarikan kesimpulan tentang  keseluruhan populasi populasi didasarkan  atas pengamatan terhadap salah satu bagian populasi disebut induksi atau generalisasi. Proses induksi atau genarilsasi dalam srtatistika induktif  dapat ditemuai dalam berbagai kegiatan ilmiah dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seorang anak kecil sering melihat balok-balok kayu dapat terbakar, maka ia akan menarik kesimpulan bahwa semua balok kayu dapat terbakar. 
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahun 2013?
2.      Bagaimana perkembangan jumlah ternak di Bali pada tahun 2009-2013 ?
1.      Mengetahui populasi ternak populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahun 2013.
2.      Mengetahui perkembangan jumlah ternak di Bali pada tahun 2009-2013.
1.      Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahun 2013.
2.      Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami perkembangan jumlah ternak di Bali pada tahun 2009-2013.
 Metode Studi Pustaka (Literarature Review)
Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen; baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.”(Sugiyono, 2005). Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.
Manfaat dari studi pustaka ini antara lain:
·         Mengidentifikasi kesenjangan dari penelitian
·         Menghindari membuat ulang sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
·         Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
·         Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.





Data yang didapat berdasarkan hasil pengamatan data populasi dan perkembangan jumlah ternak dari tahun ke tahun di Bali. Jenis-jenis ternak yang kami ambil datanya adalah ternak jenis sapi, babi, kambing, kerbau. Data tersebut digunakan untuk membuat data statistik.
3.1 Hasil
Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Bali Tahun 2013

Kabupaten/Kota
Sapi
Babi
Kambing
Kerbau
1.
Jembrana
36 081
75 232
5 065
1 121
2.
Tabanan
47 808
91 770
4 245
443
3.
Badung
36 662
86 233
720
6
4.
Gianyar
40 420
134 338
605
6
5.
Klungkung
33 958
34 548
1 105
16
6.
Bangli
74 327
68 274
1 413
1
7.
Karangasem
109 486
145 725
17 316
95
8.
Buleleng
92 953
207 689
31 514
182
9.
Denpasar
6 451
16 335
419
3
J u m l a h :

2013
478 146
860 117
62 402
1 873
2012
651 216
890 420
69 275
1 862
2011
637 473
922 739
75 046
2180
2010
683 800
918 087
74 556
3 572
2009
675 419
925 290
75 138
4 112
Sumber: Bali Dalam Angka 2014



3.2 Pembahasan
            Pembahansan tentang tabel populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahu 2013. Pada survei tahun 2013 tentang populasi dan jenis ternak di Bali dilakukan di 9 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Kelungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar. Adapun jenis ternak yang di survei adalah Sapi, Babi, Kambing dan Kerbau.
3.2.1 Tabel populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahu 2013
Kabupaten/Kota
Sapi
Babi
Kambing
Kerbau
1.
Jembrana
36 081
75 232
5 065
1 121
2.
Tabanan
47 808
91 770
4 245
443
3.
Badung
36 662
86 233
720
6
4.
Gianyar
40 420
134 338
605
6
5.
Klungkung
33 958
34 548
1 105
16
6.
Bangli
74 327
68 274
1 413
1
7.
Karangasem
109 486
145 725
17 316
95
8.
Buleleng
92 953
207 689
31 514
182
9.
Denpasar
6 451
16 335
419
3
J u m l a h :

2013
478 146
860 117
62 402
1 873

            Jika dilihat dari tabel diatas itu menunjukan populasi ternak menurut Kabupaten/Kota dan jenis ternak di Bali tahu 2013. Pada jenis ternak Sapi populasinya hampir merata di setiap kabupaten/kota di Bali populasi Sapi yang paling banyak yaitu di Kabupaten Karangasem yang berjumlah 109.486 ekor, sedangkan populasi Sapi yang paling sedikit yaitu di Kota Denpasar yang berjumlah 6.451 ekor ini terjadi karena lahan untuk beternak di Kabupaten Karangasem sangatlah luas dibandingkan dengan di Kota Denpasar. Pada jenis ternak Babi populasinya juga hamper merata di setiap Kabupaten/Kota di Bali, populasi Babi yang paling banyak adalah di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 207.689 ekor, sedangkan populasi Babi yang paling sedikit adalah di Kota Denpasar yang berjumlah 16.335 ekor. Pada jenis ternak Kambing populasinya hampir merata di setiap Kabupaten/Kota di Bali populasi Kambing yang paling banyak adalah di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 31.514 ekor, sedangkan populasi Kambing yang paling sedikit yaitu di Kota Denpasar yang berjumlah 419 ekor. Pada jenis ternak Kerbau populasinya tidak merata di setiap Kabupaten/Kota di Bali, populasi kambing paling banyak adalah di Kabupaten Jembrana yang berjumlah 1.121 ekor, sedangkan populasi Kerbau paling sedikit yaitu di Kabupaten Bangli yang hanya berjumlah 1 ekor.
3.2.2 Tabel perkembangan jumlah ternak di Bali pada tahun 2009-2013
Tahun
Sapi
Babi
Kambing
Kerbau
2013
478 146
860 117
62 402
1 873
2012
651 216
890 420
69 275
1 862
2011
637 473
922 739
75 046
2180
2010
683 800
918 087
74 556
3 572
2009
675 419
925 290
75 138
4 112

            Tabel diatas adalah menunjukan perkembangan jumlah ternak di Bali pada tahun 2009-2013. Dapat di lihat bahwa ternak yang di bahas adalah Sapi, Babi, Kambing dan Kerbau. Pada jenis ternak Sapi perkembangan jumlahnya naik turun, dari tahun 2009 ke tahun 2010 perkembangan jumlah ternak Sapi naik lalu dari tahun 2010 ke tahun 2011 turun kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 jumlah Sapi naik dan pada tahun 2012 ke tahun 2013 perkembangan jumlah Sapi menurun drastis. Pada jenis ternak Babi perkembangan jumlah Babi cenderung menurun dari tahun 2009-2013 kenaikan hanya terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011 itupun hanya naik sedikit kemudian turun lagi pada tahun 2012-2013. Pada jenis ternak Kambing perkembangan jumlah Kambing cenderung menurun dari tahun 2009-2013 kenaikan hanya terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011 itupun hanya naik sedikit kemudian turun kembali di tahun  2012-2013. Pada jenis ternak Kerbau perkembangan jumlah Kerbau cenderung menurun dari tahun 2009-2013 kenaikan hanya terjadi pada tahun 2012 ke tahun 2013 itupun hanya naik sedikit. Jumlah ternak yang paling banyak di Bali yaitu Babi kemudian Sapi lalu Kambing dan yang paling sedikit adalah Kerbau.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari data yang kami dapat perkembangan jumlah ternak di Bali sangant memprihatinkan karena rata-rata jumlahnya menurun dari tahun 2009-2013. Pada ternak Sapi jumlahnya rata-rata menurun setiap tahunnya begitu juga pada jenis ternak Babi, Kambing dan Kerbau. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Bali Tahun 2013 cenderung merata di setiap Kabupaten/Kota, Pada jenis ternak Sapi populasinya paling banyak yaitu di Kabupaten Karangasem yang berjumlah 109.486 ekor, sedangkan populasi Sapi yang paling sedikit yaitu di Kota Denpasar yang berjumlah 6.451 ekor, Pada jenis ternak Babi populasinya paling banyak adalah di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 207.689 ekor, sedangkan populasi Babi yang paling sedikit adalah di Kota Denpasar yang berjumlah 16.335 ekor. Pada jenis ternak Kambing populasinya paling banyak adalah di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 31.514 ekor, sedangkan populasi Kambing yang paling sedikit yaitu di Kota Denpasar yang berjumlah 419 ekor. Pada jenis ternak Kerbau populasinya paling banyak adalah di Kabupaten Jembrana yang berjumlah 1.121 ekor, sedangkan populasi Kerbau paling sedikit yaitu di Kabupaten Bangli yang hanya berjumlah 1 ekor.

4.2 Saran
            Sedikit saran dari kami yaitu sebaiknya dosen dalam memberika perhatian yang lebih kepada mahasiswa yang belum mengerti tentang laporan yang akan dibuat.





DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8546649/MAKALAH_statistik.html
http://sainsmatika.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-statistik-dan-statistika.htmlhttp://nsfcita.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-statistik-dan-statistika.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar