Senin, 02 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TILIK TERNAK ( CARA MENDEKATI TERNAK, MENAFSIR UMUR DAN MENAFSIR BERAT BADAN SAPI BALI)

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TILIK TERNAK
“CARA MENDEKATI TERNAK, MENAFSIR UMUR DAN MENAFSIR BERAT BADAN SAPI BALI”





OLEH :
I MADE KRISTIAWAN
1507105114
B
 III

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016


BAB I
PENDAHULUAN


I.I LATAR BELAKANG
Salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang dalam menjalankan usaha peternakan, khususnya ruminansia besar (sapi dan kerbau) dan ruminansia kecil (kambing, domba) adalah dengan mengetahui pertumbuhan ternak yang dipeliharanya. Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada saat menilai produktivitas ternak adalah umur dan berat, pengaruh kelamin, perdagingan, derajat kegemukan dan persentase karkas.
Pada ternak unggas (ayam & itik) untuk mengukur laju pertumbuhannya lebih mudah karena ukuran ternaknya kecil. Bagaimana kalau pada ternak ruminansia pada saat ingin mengetahui berat badannya, tentu memerlukan timbangan ternak khusus. Pada perusahaan peternakan yang mempunyai populasi ternak banyak tidak menjadi masalah untuk membeli timbangan ternak. Namun bagaimana jika skala kepemilikan kita kecil dan dalam proses merintis usaha. Oleh sebab itu peranan Ilmu Tilik Ternak sangatlah diperlukan.
Ilmu tilik ternak merupakan ilmu pengetahuan untuk memberi penilaian dalam menentukan tipe dan kapasitas ternak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi.
Untuk menilai ternak, terlebih dahulu harus diketahui  bagian-bagian serta konformasi tubuh yang ideal dari ternak itu sendiri. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara kondisi ternak yang ideal dengan kondisi ternak yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh ternak yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi  yang akan dihasilkan.

I.II RUMUSAN MASALAH
A.   Bagaimana cara mendekati ternak?
B.   Bagaimana menaksir umur ternak melalu lingkar tanduk dan keadaan gigi ternak?
C.   Bagaimana penaksiran berat badan ternak?

I.III TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memberikan informasi bagi para pembaca tentang cara sederhana untuk mendekati ternak , menghitung umur ternak melalui lingkar tanduk dan keadaan gigi, dan menghitung berat badan ternak.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu Tilik Ternak sering pula dinamakan Ilmu Eksterior atau juga terkenal dengan Animal Judging. Batasan atau definisi Ilmu TilikTernak adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan cara mengamati bagian-bagian tubuh luar (eksterior).
          Pengamatan dilakukan pada saat ternak sedang berdiri tegak di atas tanah/lantai yang datar, ke empat kaki dalam posisi tegak serta kuku berada pada ke empat titik sudut empat persegi panjang (parallelogram), selain itu pengamatan juga dilakukan pada saat ternak sedang berjalan lurus, membelok untuk mengenali apakah terdapat kelainan-kelainan pada tubuhnya (cacat-cacat) tubuh. Cacat tubuh yang dapat muncul antara lain :
a. Pincang salah satu anggota gerak.
b. Terdapat luka-luka badan/kulit.
c. Terdapat cacat-cacat warna standar tertentu.
          Dalam posisi berdiri ternak sedapat mungkin berada dalam posisi normal, yaitu jarak antara kuku kaki depan kanan-kiri harus sejauh 1 kuku. Sedang apabila posisi tidak normal maka dapat disebut :
1. Posisi kaki huruf O (pengkor luar).
2. Posisi kaki huruf X (pengkor dalam).
          Bersamaan pengamatan keadaan tubuh ternak, sekaligus diperiksa pada cara pernafasan, dilakukan palpasi (rabaan) pada kulit, dicari luka-luka badan/kulit. Cacat-cacat warna standard pada seluruh tubuh akan dapat memberi kesimpulan bahwa ternak tersebut dalam kondisi tergolong bukan bangsa/breed murni, bangsa silangan ataupun justru bangsa lokal.
Kegunaan/aplikasi tilik ternak :
1. Untuk menyeleksi/memilih ternak yang tergolong superior (unggul) atau baik,
sebagai ternak calon pengganti induk/pejantan atau replacement.
2. Untuk melakukan pendugaan umur, sehubungan kebutuhan seleksi ternak
maupun keperluan menentukan/dosis obat dalam menangani ternak yang sedang
sakit.
3. Untuk sedapat mungkin mencegah penipuan dalam transaksi jual beli ternak,
sebab banyak terjadi usaha-usaha melakukan pemalsuan umur ternak demi
mengejar tingginya harga ternak.
4. Untuk menemukan terdapat tidaknya cacat-cacat tersembunyi pada tubuh ternak.
    Apabila terdapat cacat tersembunyi hal ini dapat mengakhibatkan batalnya proses
jual beli ternak.
5. Untuk prasyarat pelaksanaan kontes ternak/domba, dalam hal mempersiapkan
dan melengkapi data ukuran bagian-bagian tubuh yang vital seekor ternak.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.I MENDEKATI TERNAK
1.      Dekati ternak dari arah depan.
2.      Tidak boleh ragu-ragu mendekati ternak tetapi tetap waspada.
3.      Berikan isyarat, tepukan tangan, siulan dengan maksud agar ternak menoleh kearah kita.
4.      Mendekati dengan membawa makanan.
5.      Bersama-sama dengan pemilik
6.      Kemudian pegang dan elus-elus mulai bagian bahu,leher,kepala dan moncong secara berulang-ulang dan bagian tubuh lainnya seperti puggung,pinggang dan perutnya.

Dari praktikum yang telah dilakukan untuk mendekati ternak cara tersebut cukup ampuh untuk mendekati ternak.

III.II MENAFSIR UMUR
Menaksir umur ternak bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui keadaan gigi dan lingkar tanduk(cicin tanduk) ternak.
A.   Cicin tanduk
Penaksiran umur ternak melalui cicin tanduk biasanya dilakukan pada sapi betina karena satu lingkar cicin tanduk menandakan sapi tersebut telah melahirkan sebanyak sekali. Untuk sapi dapat dibuatkan rumus hubungan antara umur induk(UI) dengan jumlah cicin(N) dengan rumus :


UI= 1/3(4N +5)

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan jumlah cicin tanduk sebanyak 4 cicin, jadi perhitungannya :

UI= 1/3 (4X4 + 5)
    = 7 TAHUM
Jadi dari hasil penaksiran umur sapi melalui lingkar tanduk didapatkan hasil 7 tahun.


B.   Keadaan gigi

Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk pendugaan umur ternak. pendugaan  
 umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur 1-6 tahun.








Setelah anda mendapatkan data jumlah gigi seri permanent yang telah tumbuh dan tingkat keausannya, Anda dapat menentukan umurnya berdasarkan kategori berikut:
1.      Gigi susu penuh, belum ditemukan gigi seri permanen = dibawah 2 tahun
2.      2 gigi seri permanen = 2 tahun 3 bulan
3.      4 gigi seri permanen = 3 tahun
4.      6 gigi seri permanen = 3 tahun 6 bulan
5.      8 gigi seri permanen = 4 tahun
6.      Gigi seri permanen tampak aus = sapi tua, lebih dari 4 tahun

III.III PENAKSIRAN BERAT BADAN

Khusus dilakukan pada ternak besar (sapi,kerbau, dan kuda), terutama pada tempat yang sulit untuk membawa timbangan atau memang tidak ada timbangan. Jarang dilakukan pada ternak kecil seperti babi, kambing,domba, dan ayam karena timbangan untuk menimbang ternak kecil mudah dibawa kemana-mana. Untuk mengetahui berat badan dengan jitu ialah dengan cara menimbang dengan timbangan yang berkapasitas cukup dan kepekaan yang baik. Karena sulit mendapatkan timbangan maka berat badan ternak dapat pula ditafsir dengan menggunakan rumus regresi atau rumus lainnya yang dibuat berdasarkan hubungan antara berat badan dengan dimensi tubuh luar.


Djagra (Pada sapi bali betina digunakan rumus)        

Y = PANJANG BADAN X LINGKAR DADA(KUADRAT) / 11.050



Data dimensi sapi bali betina
DIMENSI
UKURAN
Lingkar dada
152 cm
Tinggin gumba
112 cm
Panjang badan
123 cm
Dalam dada
64 cm
Lebar dada
32 cm
Lebar pingggul
34 cm
Tinggi pinggul
119 cm














Y = PANJANG BADAN X LINGKAR DADA(KUADRAT) / 11.050
 Y = 123 X 152(KUADRAT) / 11.050
    = 257 KG


Dari perhitungan di atas didapatkan penaksiran berat badan sapi betina adalah 257 kg berat asli yang ditimbang menggunakan timbangan adalah 254 kg. jadi perbedaan berat antara penaksiran dengan menggunakan timbangan sebesar 3 kg dengan ini selisih antara berat badan melalui penaksiran dengan penimbangan tidak berbeda jauh ini berarti rumus dari prof. Jagra hampir mendekati berat badan aslinya.


BAB IV
PENUTUP

IV.I KESIMPULAN
·         Cara mendekati ternak ada beberapa cara yaitu:
1.      Dekati ternak dari arah depan.
2.      Tidak boleh ragu-ragu mendekati ternak tetapi tetap waspada.
3.      Berikan isyarat, tepukan tangan, siulan dengan maksud agar ternak menoleh kearah kita.
4.      Mendekati dengan membawa makanan.
5.      Bersama-sama dengan pemilik
6.      Kemudian pegang dan elus-elus mulai bagian bahu,leher,kepala dan moncong secara berulang-ulang dan bagian tubuh lainnya seperti puggung,pinggang dan perutnya.
·         Menaksir umur ada dua cara yaitu dengan menghitung cincin tanduk dan melihat keadaan gigi, melalu perhitungan jumlah cincin tanduk dengan memasukkan ke rumus didapatkan bahwa umur sapi betina tersebut adalah 7 tahun, sedangkan dengan melihat keadaan gigi didapat bahwa gigi seri permanen tampak aus atau sapi tua umur lebih dari 4 tahun.
·         Dari penaksiran berat badan sapi bali betina dengan menggunakan rumus dari prof. Jagra hasil perhitungan yang didapatkan berat badan sapi adalah 257 kg sedangkan berat badan aslinya 254 kg dengan cara ditimbang. jadirumus dari prof. Jagra hampir mendekati berat badan aslinya karena selisihnya hanya 3 kg.







IV.II DAFTAR PUSTAKA

Ø  Buku Penuntun Praktek Ilmu Tilik Ternak Sapi Potong Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Ø  http://dodymisa.blogspot.com/2015/05/ilmu-tilik-ternak.html#ixzz4Sy3VYzzd diakses pada tanggal 16 desember 2016 pukul 12.56 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar