BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan Negara agraris yang ditumbuhi berbagai macam flora, rumput Gajah
adalah salah satu dari seribu lebih keberagaman tersebut. Dalam dunia
peternakan rumput ini menjadi salah satu alternatif pakan ternak. Begitu juga
di daerah kami. Dikampung kami tumbuhan jenis ini begitu familiar, karena selain mudah dalam
penanamannya, perawatannya pun tidak memerlukan biaya yang mahal.
Air di dalam tanah menurut
Thorne dan Thorne { 1979 ) adalah salah satu faktor penting dalam produksi tanaman.
Keberhasilan yang
terjadi dalam sistem penanaman akan tercapai apabila diatu rwaktu dan jumlah pemberian airnya.
Air harus tersedia dalam tanah untuk menggantikan air yang
hilang karena evaporasi dari tanah dan transpirasi dari tanaman. Air di dalam tanah selalu membawa nutrisi dalam larutannya untuk pertumhuhan tanaman dan berpengaruh pada aerasi
dan suhu tanah.
Kendala dalam
penyediaan pakan hijauaan yang berkualitas dan berkelanjutan adalah lahan subur
atau produktif untuk penanaman pakan hijauan ternak, karena penggunaan lahan
produktif biasanya digunakan untuk tanaman bernilai ekonomis tinggi. Salah satu
solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemanfaatan lahan-lahan
marjinal atau kurang produktif dengan pemberian unsur hara yang diperlukan
tanaman dengan cara pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pertumbuhan
dan produksi rumput gajah di Indonesia sangat bervariasi.
Pengembangan
hijauan makanan ternak unggul rumput gajah dapat dilaksanakan pada lahan yang
kurang produktif. Kandungan zat gizi rumput gajah terdiri atas: 19,9% bahan
kering (BK); 10,2% protein kasar (CP); 34,2% serat kasar; 11,7% abu; dan 1,6%
lemak (Rukmana, 2005). Salah satu cara adalah dengan pemupukan lahan-lahan
yang kurang produktif. Pemupukan merupakan penambahan suatu bahan yang
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah agar tanah menjadi lebih subur dan
pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara ke dalam tanah.
Pemupukan yang tepat merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas hijauan
makanan ternak. Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih baik bila
dilakukan pemupukan dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk
nitrogen secara optimal dapat meningkatkan produksi rumput gajah.
Tersedianya
unsur hara dalam tanah sangat diperlukan oleh tanaman untuk mempertahankan
pertumbuhannya. Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa nitrogen adalah unsur yang
mempunyai pengaruh paling jelas dan cepat terhadap pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya Rinsema (1986) menyatakan bahwa nitrogen berperan sangat penting
dalam pembentukan protein. Purwowidodo (1992) menyatakan pemupukan nitrogen
mempunyai peranan penting untuk memperlebar daun, pembentukan klorofil, dan
meningkatkan kandungan protein pada tanaman.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa peranan air dan pemberian pupuk N
(Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah?
b. Bagaimana pengaruh kadar air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput Gajah?
1.3
Tujuan
a. Untuk mengetahui peranan air dan
pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah.
b.
Untuk mengetahui pengaruh
kadar air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput Gajah.
1.4
Manfaat
a. Agar kita mengetahui peranan air dan
pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah.
b. Agar kita mengetahui pengaruh kadar air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput Gajah.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan mengandung
pengertian pertambahan ukuran, dapat berupa volume, massa, tinggi, dan ukuran
lainnya yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau bentuk kuantitatif. Adapun
perkembangan mengandung pengertian bertambah dewasanya suatu
individu. Makhluk hidup dikatakan dewasa jika alat-alat reproduksinya telah
berfungsi. Tumbuhan akan berbunga dan hewan akan menghasilkan sel-sel kelamin.
Ada pula yang mengartikan perkembangan sebagai perubahan akibat proses
diferensiasi yang menyebabkan perbedaan struktur dan fungsi organorgan makhluk
hidup sehingga semakin kompleks. Dengan demikian, perkembangan merupakan
perubahan kualitas suatu individu. Secara harfiah, pertumbuhan diartikan
sebagai perubahan yang dapat diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah
ukuran atau kuantitasnya. Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah
banyaknya sel-sel pada jaringan.
Proses yang
terjadi pada pertumbuhan adalah suatu kegiatan yang irreversible (tidak
dapat kembali ke bentuk semula). Akan tetapi, pada beberapa kasus, proses
tersebut dapatreversible (terbalikkan) karena pada pertumbuhan
terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakkan sel atau
dediferensiasi sel. Sebagai contoh, jika Anda akan memperbanyak tumbuhan
melalui cara vegetatif, bagian manakah yang akan Anda pakai? Bunga, buah,
ataukah batang? Pilihannya tentu akan jatuh pada batang. Walaupun semua organ
tersebut memiliki aktivitas pembelahan sel, semuanya disusun oleh jenis sel
yang berbeda. Bunga dan buah merupakan organ reproduksi yang disusun oleh
sel-sel reproduktif atau embrionik, sedangkan cabang atau batang disusun oleh
sel-sel tubuh atau somatik.
Sel-sel
tubuh (somatik) memiliki potensi untuk tumbuh kembali membentuk jaringan yang
sama, sedangkan sel embrionik tidak. Dengan aktivitas perbanyakan sel tersebut,
akan dihasilkan kembali sel-sel meristematis yang akan menjadi batang, akar,
daun, dan bagian reproduktif. Adapun sel embrionik akan mati karena tidak ada
sokongan sel lainnya. Selama proses tumbuhnya akar, batang, ataupun daun
pertumbuhan dapat dikuantifikasi dalam bentuk panjang akar, jumlah daun, tinggi
tumbuhan, atau bahkan berat total tumbuhan. Berdasarkan gambaran tersebut,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan
kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau keseluruhan organisme.
2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan adalah
:
1) Peristiwa perubahan biologi yang
terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan
tinggi).
2) Irreversibel (tidak kembali ke
asal).
3) Dapat diukur serta dinyatakan secara
kuantitatif.
4) Auksanometer adalah Suatu alat untuk
mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol
yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris
pada silinder pemutar.
1) Proses menuju tercapainya kedewasaan
atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).
2) Sel-sel berdiferensiasi.
3) Peristiwa diferensiasi menghasilkan
perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga
perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks.
4) Proses ini berlangsung secara
kualitatif.
5) Irreversible
2.3 Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan
pada tumbuhan ada yang berupa pertumbuhan primer, ada pula yang berupa
pertumbuhan sekunder. Kedua pertumbuhan ini sebenarnya berasal dari jaringan
yang sama, yakni meristem. Meristem merupakan suatu jaringan yang memiliki
sifat aktif membelah. Pertumbuhan primer berasal dari meristem primer,
sedangkan pertumbuhan sekunder berasal dari meristem sekunder.
1)
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan
yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan merupakan contoh
pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas embrionik yang akan
membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan tumbuh menjadi akar, serta
kotiledon yang berperan sebagai penyedia makanan selama belum tumbuh daun. Jika
biji berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang merupakan
bakal akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan merupakan struktur
yang berasal dari akar embrionik. Pada bagian ujung atas, terdapat epikotil,
yakni bakal batang yang berasal dari tunas embrionik. Tahap awal pertumbuhan
pada tumbuhan monokotil berbeda dengan dikotil. Pada monokotil, akan tumbuh
koleoptil sebagai pelindung ujung bakal batang. Begitu koleoptil muncul di atas
permukaan tanah, pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil. Biji masih
tetap berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada kecambah yang
sedang tumbuh. Perkecambahan seperti ini dinamakan perkecambahan hypogeal. Bagaimanakah
perkecambahan pada tumbuhan dikotil? Pada dikotil tidak muncul koleoptil. Dari
dalam tanah, kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan tanah bersamaan dengan
munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi makan bakal daun dan bakal akar
sampai keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah sebabnya, lama-kelamaan
kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke
permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal. Perhatikan. Pada ujung
pucuk dan ujung akar, terdapat jaringan yang bersifat meristematik. Jaringan
meristem yang terletak di ujung akar menyebabkan pemanjangan akar. Pertambahan
panjang akar pada jagung mencapai 1 cm per hari. Ujung akar akan menghasilkan
tudung akar. Tudung akar akan menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar
menembus tanah.“Pada ujung akar terdapat tiga daerah pertumbuhan
berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan, daerah
pemanjangan, dan daerah diferensiasi”Hopson (1990: 475)
Sel-sel di
daerah pembelahan akan membelah secara mitosis sehingga selnya bertambah
banyak. Daerah pemanjangan akan membentuk bakal epidermis ke arah luar. Pada
daerah diferensiasi, sel-selnya akan berdiferensiasi membentuk komponen
pembuluh angkut, epidermis, dan bulu-bulu akar. Ujung pucuk juga merupakan
jaringan meristematik. Jaringan ini akan berdiferensiasi menjadi epidermis,
floem, xilem, korteks, dan empulur. Meristem ini dilindungi oleh primordium
daun. Letak primordium daun pada batang mengikuti pola berhadapan atau pola
bergantian yang nantinya akan membentuk rangkaian daun sesuai dengan pola
tersebut.
2)
Pertumbuhan Sekunder
Semakin tua,
batang tumbuhan dikotil akan semakin membesar. Hal ini disebabkan adanya proses
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan
monokotil. Bagian yang paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini adalah
kambium dan kambium gabus atau felogen. Ke arah dalam, kambium akan membentuk
pembuluh kayu (xilem), sedangkan ke arah luar kambium akan membentuk pembuluh
tapis (floem). Kambium pada posisi seperti ini dinamakan kambium intravaskular.
Sel-sel parenkim yang terdapat di antara pembuluh, lama-kelamaan berubah
menjadi kambium. Kambium ini dinamakan kambium intervaskular. Kedua macam
kambium tersebut lama-kelamaan akan bersambungan.
Posisi
kambium yang semula terpisah-pisah, kemudian akan berbentuk lingkaran. Kedua
macam kambium ini akan terus berkembang membentuk xilem sekunder dan floem
sekunder sehingga batang menjadi semakin besar. Akibat semakin besarnya batang,
diperlukan jalan untuk mengangkut makanan ke arah samping (lateral). Untuk
keperluan tersebut, dibentuklah jari-jari empulur.
Aktivitas
kambium bergantung pada keadaan lingkungan. Pada musim kemarau, kambium tidak
aktif. Walaupun aktif, kambium hanya akan membentuk sel-sel xilem berdiameter
sempit. Ketika air berlimpah, cambium akan membentuk sel-sel xilem dengan
diameter besar. Perbedaan ukuran diameter ini akan menyebabkan terbentuknya
lingkaran-lingkaran pada penampang melintang batang. Lingkaran ini dikenal
dengan lingkaran tahun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur tumbuhan.
Sementara itu, kambium gabus atau felogen juga melakukan aktivitasnya. Felogen
ini akan membentuk lapisan gabus. Ke arah dalam, felogen membentuk feloderm
yang merupakan sel-sel hidup dan ke arah luar membentuk felem (jaringan gabus)
yang merupakan sel-sel mati. Lapisan gabus perlu dibentuk karena fungsi
epidermis sebagai pelindung tidak memadai lagi. Hal ini diakibatkan oleh
pertumbuhan sekunder yang dilakukan cambium mendesak pertumbuhan ke arah luar.
Hal tersebut mengakibatkan rusaknya epidermis sehingga kulit batang menjadi
pecah-pecah. Adanya lapisan gabus mengakibatkan batang menjadi lebih
terlindungi dari perubahan cuaca. Zat suberin pada sel-sel gabus dapat mencegah
penguapan air dari batang. Agar pertukaran gas tetap berjalan lancar, di
beberapa bagian dari permukaan batang terdapat lentisel. Ingatlah kembali
pelajaran tentang jaringan tumbuhan di kelas XI.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
1.
Faktor Internal, yaitu
faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sebagai pengendali proses pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini meliputi ;
· Genetik ( hereditas )
Gen adalah
adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup.Gen bekerja untuk mengkodekan
aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
· Enzim
Enzim adalah biomolekul
berupa protein yang berfungsi sebagai katalis ( senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik.
· Hormon ( Fitohormon )
Hormon
tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan
hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau
mengubahpertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Kadar kecil yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per
liter sampai satu mikromol per liter. Hormon dalam konsentrasi rendah
menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu sebagai
berikut. Beberapa contoh hormon adalah hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas
etilen, asam traumalin, asam absisat, dan kalin (rizokalin, phytokalin,
kaulokalin dan antokalin).
2.
Faktor Eksternal , yaitu materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak
pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.Termasuk ke dalam
faktor luar adalah cahaya, derajat keasaman (Ph) , temperatur, garam- garaman
dan mineral (unsur hara) , iklim, kelembaban, gravitasi bumi (terkait
distribusi enzim pertumbuhan / geotropisme) , oksigen, kerbondioksida, air dan
beberapa faktor lain seperti patogen serta kompetisi antar mahkluk hidup.
2.5 Nutrisi yang Diperlukan Tanaman
Tanaman,
seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan
seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tulisan berikut
merupakan rangkuman dari beberapa sumber untuk melengkapi pengetahuan kita
tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada
dasarnya, saat kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman, tanaman apapun
jenisnya, sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi
atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita budidayakan.
Pengetahuan
ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk agar tepat dan seimbang,
karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur hara dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak optimal. Pengetahuan ini pun perlu pada saat
mengamati proses pertumbuhan tanaman. Apabila pertumbuhan tanaman tidak
sesuai dengan yang kita harapkan, kita dapat melakukan evaluasi dan tindakan
yang cukup tepat sebelum semuanya terlambat.
Secara garis
besar, tanaman atau tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dua jenis unsur hara
tersebut disebut Unsur Hara Makro dan Unsur Hara Mikro. Kedua jenis unsur
ini sudah terkandung dalam SOT HCS dengan jumlah yang seimbang.
2.6 Rumput
Gajah
Rumput gajah
yang berasal dari Afrika tropik merupakan tanaman perennial yang dapat
tumbuh setinggi 3 – 4,5 m dan apabila dibiarkan tumbuh bebas dapat mencapai 7
meter dengan akar sedalam 4,5 m. Rumput gajah mempunyai ciri-ciri yaitu: tumbuh
tegak membentuk rumpun, batang tebal dan keras, daunnya relatif besar dan tahan
lindungan sedang, hidup pada tanah subur yang tidak terlalu liat pada pH 6,5
serta kurang tahan terhadap genangan air. Sifat-sifat rumput gajah antara lain:
dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah, membutuhkan hari dengan
waktu siang yang pendek, memiliki fotoperiode kritis antara 12-13 jam, tidak
tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus, dan kecambahnya sedikit dan
lambat sehingga banyak ditanam secara vegetatif (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput
gajah atau napiergrass termasuk famili Poaceae (gramineae).
Umumnya digunakan sebagai makanan ternak, ornamental dan untuk mengendalikan
erosi (USDA, 2008).
Klasifikasi rumput gajah menurut USDA
(2008) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliphyta
Subdivisi : Spermatophyta
Klas : Liliopsida
Subklas : Commelinidae 4
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Pennisetum Rich ex Pers
Spesies : Pennisetum purpureum Schum
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 PerananAir
1. Air sebagai pelarut unsur hara di
dalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut melalui akar sebagai makanannya dan sekaligus mengangkut hara tersebut kebagian-bagian tanaman
yang memerlukan.
2. Air merupakan salah satu komponen penting dalam
proses fotosintesa, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari air
dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
3. Hampir seluruh proses
fisiologi tanaman termasuk reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan adanya air.
4. Di dalam tanaman air
berfungsi mempertahankan ketegapan tanaman. Jika tanaman kekurangan air,
maka tanaman akan layu dan kemudian mati.
5. Air
sebagai pengontrol suhu dalam tanaman pada saat terik matahari. Air
mengendalikan suhu tanaman dengan cara penguapan melalui stomata yang ada
dipermukaandaun (NajiyatidanDanarti, 1989).
Kebutuhan air
meliputi masalah persediaan air, baik air permukaan maupun air bawah tanah, begitu
pula masalah manajemen dan ekonomi proyek irigasi. Kebutuhan air
atyau evapotranspirasi merupakan dua istilah, yaitu : evaporasidantranspirasi.
Evaporasi adalah gpenguapan air dari tanah yang berdekatan,
sedangkan transpirasi merupakan penguapan air
dari permukaan daun-daun tanaman ke atmosfer. Air yang di simpan dari embun,
curah hujan atau irigasi siraman dan kemudian menguap tanpa memasuki tanaman merupakan bagian dari
Kebutuhan air.
Ketersediaan air
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman serta memperngaruhi hidup jasadrenik dalam tanah.
Struktur, porositas, kandungan bahan organik akan menentukan jumlah air di
dalam tanah. Dalam usaha pemberian air irigasi perlu diperhatikan kemampuan tanah dalam menyerap
air. Air tersedia bagi tanaman merupakan air yang terdapat diantara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kelembababan tanah berpengaruh pada ketersediaan
air. Air yang tersedia bagi tanaman antara 15-20 atmosfer,
yaitu antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
3.2 Peranan Nitrogen
Peran nitrogen bagi tanaman adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, termasuk pertumbuhan daun yang baik, daun
tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam
tubuh tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman. Dengan pemupukan nitrogen
bertujuan untuk membuat bagian tanaman yang hijau segar, mempercepat
pertumbuhan dan menambah kadar protein tanaman. Kadar protein kasar sangat
penting diperhatikan pada hijauan makanan ternak sebab dapat mempengaruhi
konsumsi hijauan, begitu pula kadar serat kasarnya perlu diperhatikan karena
dapat dijadikanpegangan untuk menentukanbanyaknya energi yang tersedia buat
ternak.
3.3
Pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan rumput gajah
Terdapat beberapa hasil penelitian yang memperlihatkan pengaruh
ketersediaan air terhadap produksi rumput. Menurut hasil penelitian Kushartono
(2001) memperlihatkan produksi rumput gajah segar pada perlakuan curah hujan
dan pemupukan dimana berdasarkan curah hujannya, dapat diperoleh bahwa semakin
tinggi curah hujan akan semakin tinggi produksi rumput gajah. curah hujan dan
tingkat produksi sangat erat hubungannya terutama pada tanaman yang membutuhkan
air cukup banyak pada fase pertumbuhan seperti rumput gajah.
Ketersediaan air tanah akan mempengaruhi produksi tajuk, akar dan efisiensi
penggunaan air (EPA), dimana semakin rendah ketersediaan air maka produksi
tajuk dan akar rumput raja dan rumput gajah akan semakin menurun sedangkan
nisbah tajuk : akar nya dan EPA semakin meningkat. Produksi bahan kering tajuk
dan akar yang semakin menurun adalah normal karena dipengaruhi oleh
ketersediaan air yang rendah untuk pertumbuhannya (pertumbuhan akar terhambat
sehingga penangkapan unsur hara dan air untuk pertumbuhan tajuk pun ikut
terhambat) sedangkan nisbah tajuk : akar semakin meningkat dimungkinkan karena
adanya penggunaan air untuk kebutuhan pada bagian tajuk sedangkan pertumbuhan
akar yang terhenti atau lambat.
Kondisi ketersediaan air tanah yang menurun mendorong rumput gajah untuk
mendistribusikan hasil-hasil fotosintesis dan unsure hara lainnya cenderung
lebih banyak ditujukan ke bagian tajuk dimana dapat dilihat pada persentase
penurunan bobot kering akar yang lebih besar dibanding tajuk. Penurunan bobot kering
tajuk justru meningkatkan kualitas tajuk sebagai pakan ternak. Pada keadaan
pertumbuhan daun menurun akibat kekeringan, konsentrasi N, P dan K pada daun
justru lebih tinggi dan konsentrasi komponen dinding sel mengalami penurunan
yang berhubungan dengan mekanisme penundaan ontogeny daun akibat cekaman air
yang berakibat terjadinya relokasi nutrisi ke daun dan berimbas pada
meningkatnya kualitas rumput gajah dan daya kecernaannya sebagai pakan ternak.
Kadar air tanah mempengaruhi tingkat cekaman air dan produksi pada tanaman
rumput dimana pada rumput gajah yang dikeringkan (tanpa pemberian air) akan
memperlihatkan cekaman air yang ditandai oleh kadar air relative daun dan
produksi bahan kering tajuk yang rendah pada beberapa jenis tanaman rumput
gajah dibandingkan dengan perlakuan yang mendapatkan penyiraman air.
3.4 Pengaruh pemberian Nitrogen terhadap pertumbuhan
rumput gajah
Unsur
Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel,
jaringan, dan organ tanaman rumput gajah. Nitrogen memiliki fungsi
utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu
unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat
pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen
ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Terdapat 2
bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah
penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari
total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi
rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan
memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit.
Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan
minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah
Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga
lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari
pupuk bisa dilihat dari kemasan.
Kekurangan
Nitrogen
Ciri-ciri
tanaman rumput gajah yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian
bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada
proses lebih lanjut, daun akan mengering. Tulang-tulang di bawah permukaan daun
muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah.
Akibatnya produksi bunga akan rendah.
Kelebihan
Nitrogen
Kelebihan
jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-cirinya apabila unsur N-nya
berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun.
Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena
mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan
jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam keadaan curah hujan yang tinggi
akan menyebabkan semakin tinggi
produksi rumput gajah. curah hujan dan tingkat produksi sangat erat hubungannya
terutama pada tanaman yang membutuhkan air cukup banyak pada fase pertumbuhan
seperti rumput gajah. Ketersediaan air tanah akan mempengaruhi produksi tajuk,
akar dan efisiensi penggunaan air (EPA), dimana semakin rendah ketersediaan air
maka produksi tajuk dan akar rumput raja dan rumput gajah akan semakin menurun.
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan
sel, jaringan, dan organ tanaman rumput gajah. Terdapat 2 bentuk Nitrogen,
yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Kekurangan Nitrogen tidak baik untuk
pertumbuhan rumput gajah karena kekurangan Nitrogen dapat memperlambat
pertumbuhan. Kelebihan Nitrogen juga berdampak negatif untuk pertumbuhan rumput
gajah karena dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan
penyakit, serta mudah roboh.
4.2 Saran
Dengan
terselesainya paper ini penulis berharap agar penyusunan paper ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Penulis sangat berharap pembaca
setelah membaca paper ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman
rumput gajah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar