Minggu, 05 Juni 2016

PENGARUH KADAR AIR DAN PEMBERIAN PUPUK N (Nitrogen) TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
        Indonesia merupakan Negara agraris yang ditumbuhi berbagai macam flora, rumput Gajah adalah salah satu dari seribu lebih keberagaman tersebut. Dalam dunia peternakan rumput ini menjadi salah satu alternatif pakan ternak. Begitu juga di daerah kami. Dikampung kami tumbuhan jenis ini begitu familiar, karena selain mudah dalam penanamannya, perawatannya pun tidak memerlukan biaya yang mahal.
Air di dalam tanah menurut Thorne dan Thorne { 1979 ) adalah salah satu faktor penting dalam produksi tanaman. Keberhasilan yang terjadi dalam sistem penanaman akan tercapai apabila diatu rwaktu dan jumlah pemberian airnya. Air harus tersedia dalam tanah untuk menggantikan air yang hilang karena evaporasi dari tanah dan transpirasi dari tanaman. Air di dalam tanah selalu membawa nutrisi dalam larutannya untuk pertumhuhan tanaman dan berpengaruh pada aerasi
dan suhu tanah.
Kendala dalam penyediaan pakan hijauaan yang berkualitas dan berkelanjutan adalah lahan subur atau produktif untuk penanaman pakan hijauan ternak, karena penggunaan lahan produktif biasanya digunakan untuk tanaman bernilai ekonomis tinggi. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemanfaatan lahan-lahan marjinal atau kurang produktif dengan pemberian unsur hara yang diperlukan tanaman dengan cara pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pertumbuhan dan produksi rumput gajah di Indonesia sangat bervariasi.
Pengembangan hijauan makanan ternak unggul rumput gajah dapat dilaksanakan pada lahan yang ku­rang produktif. Kandungan zat gizi rumput gajah terdiri atas: 19,9% bahan kering (BK); 10,2% protein kasar (CP); 34,2% serat kasar; 11,7% abu; dan 1,6% lemak (Rukma­na, 2005). Salah satu cara adalah dengan pemupukan lahan-lahan yang kurang produktif. Pemupukan meru­pakan penambahan suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah agar tanah menjadi lebih subur dan pemupukan pada umumnya diartikan seba­gai penambahan zat hara ke dalam tanah. Pemupukan yang tepat merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas hijauan makanan ternak. Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih baik bila dilakukan pemupukan dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk nitrogen secara optimal dapat meningkatkan produksi rumput gajah.
Tersedianya unsur hara dalam tanah sangat diper­lukan oleh tanaman untuk mempertahankan pertumbuhannya. Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa nitrogen adalah unsur yang mempunyai pengaruh pa­ling jelas dan cepat terhadap pertumbuhan tanaman. Selanjutnya Rinsema (1986) menyatakan bahwa nit­rogen berperan sangat penting dalam pembentukan protein. Purwowidodo (1992) menyatakan pemupukan nitrogen mempunyai peranan penting untuk memper­lebar daun, pembentukan klorofil, dan meningkatkan kandungan protein pada tanaman.





1.2 Rumusan Masalah
a. Apa peranan air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah?
b.  Bagaimana pengaruh kadar  air dan pemberian pupuk N (Nitrogen)  terhadap pertumbuhan rumput Gajah?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui peranan air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah.
b. Untuk mengetahui pengaruh kadar  air dan pemberian pupuk N (Nitrogen)  terhadap pertumbuhan rumput Gajah.

1.4 Manfaat
a. Agar kita mengetahui peranan air dan pemberian pupuk N (Nitrogen) terhadap pertumbuhan rumput gajah.
b. Agar kita mengetahui pengaruh kadar  air dan pemberian pupuk N (Nitrogen)  terhadap pertumbuhan rumput Gajah.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan mengandung pengertian pertambahan ukuran, dapat berupa volume, massa, tinggi, dan ukuran lainnya yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau bentuk kuantitatif. Adapun perkembangan mengandung pengertian bertambah dewasanya suatu individu. Makhluk hidup dikatakan dewasa jika alat-alat reproduksinya telah berfungsi. Tumbuhan akan berbunga dan hewan akan menghasilkan sel-sel kelamin. Ada pula yang mengartikan perkembangan sebagai perubahan akibat proses diferensiasi yang menyebabkan perbedaan struktur dan fungsi organorgan makhluk hidup sehingga semakin kompleks. Dengan demikian, perkembangan merupakan perubahan kualitas suatu individu. Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya. Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan.
Proses yang terjadi pada pertumbuhan adalah suatu kegiatan yang irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Akan tetapi, pada beberapa kasus, proses tersebut dapatreversible (terbalikkan) karena pada pertumbuhan terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakkan sel atau dediferensiasi sel. Sebagai contoh, jika Anda akan memperbanyak tumbuhan melalui cara vegetatif, bagian manakah yang akan Anda pakai? Bunga, buah, ataukah batang? Pilihannya tentu akan jatuh pada batang. Walaupun semua organ tersebut memiliki aktivitas pembelahan sel, semuanya disusun oleh jenis sel yang berbeda. Bunga dan buah merupakan organ reproduksi yang disusun oleh sel-sel reproduktif atau embrionik, sedangkan cabang atau batang disusun oleh sel-sel tubuh atau somatik.
Sel-sel tubuh (somatik) memiliki potensi untuk tumbuh kembali membentuk jaringan yang sama, sedangkan sel embrionik tidak. Dengan aktivitas perbanyakan sel tersebut, akan dihasilkan kembali sel-sel meristematis yang akan menjadi batang, akar, daun, dan bagian reproduktif. Adapun sel embrionik akan mati karena tidak ada sokongan sel lainnya. Selama proses tumbuhnya akar, batang, ataupun daun pertumbuhan dapat dikuantifikasi dalam bentuk panjang akar, jumlah daun, tinggi tumbuhan, atau bahkan berat total tumbuhan. Berdasarkan gambaran tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau keseluruhan organisme.

2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah :
1)      Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi).
2)      Irreversibel (tidak kembali ke asal).
3)      Dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
4)      Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar.
Perkembangan adalah:
1)      Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).
2)      Sel-sel berdiferensiasi.
3)      Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks.
4)      Proses ini berlangsung secara kualitatif.
5)      Irreversible

2.3 Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan ada yang berupa pertumbuhan primer, ada pula yang berupa pertumbuhan sekunder. Kedua pertumbuhan ini sebenarnya berasal dari jaringan yang sama, yakni meristem. Meristem merupakan suatu jaringan yang memiliki sifat aktif membelah. Pertumbuhan primer berasal dari meristem primer, sedangkan pertumbuhan sekunder berasal dari meristem sekunder.

1)   Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan merupakan contoh pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas embrionik yang akan membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan tumbuh menjadi akar, serta kotiledon yang berperan sebagai penyedia makanan selama belum tumbuh daun. Jika biji berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang merupakan bakal akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan merupakan struktur yang berasal dari akar embrionik. Pada bagian ujung atas, terdapat epikotil, yakni bakal batang yang berasal dari tunas embrionik. Tahap awal pertumbuhan pada tumbuhan monokotil berbeda dengan dikotil. Pada monokotil, akan tumbuh koleoptil sebagai pelindung ujung bakal batang. Begitu koleoptil muncul di atas permukaan tanah, pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil. Biji masih tetap berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada kecambah yang sedang tumbuh. Perkecambahan seperti ini dinamakan perkecambahan hypogeal. Bagaimanakah perkecambahan pada tumbuhan dikotil? Pada dikotil tidak muncul koleoptil. Dari dalam tanah, kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan tanah bersamaan dengan munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi makan bakal daun dan bakal akar sampai keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah sebabnya, lama-kelamaan kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal. Perhatikan. Pada ujung pucuk dan ujung akar, terdapat jaringan yang bersifat meristematik. Jaringan meristem yang terletak di ujung akar menyebabkan pemanjangan akar. Pertambahan panjang akar pada jagung mencapai 1 cm per hari. Ujung akar akan menghasilkan tudung akar. Tudung akar akan menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar menembus tanah.“Pada ujung akar terdapat tiga daerah pertumbuhan berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi”Hopson (1990: 475)
Sel-sel di daerah pembelahan akan membelah secara mitosis sehingga selnya bertambah banyak. Daerah pemanjangan akan membentuk bakal epidermis ke arah luar. Pada daerah diferensiasi, sel-selnya akan berdiferensiasi membentuk komponen pembuluh angkut, epidermis, dan bulu-bulu akar. Ujung pucuk juga merupakan jaringan meristematik. Jaringan ini akan berdiferensiasi menjadi epidermis, floem, xilem, korteks, dan empulur. Meristem ini dilindungi oleh primordium daun. Letak primordium daun pada batang mengikuti pola berhadapan atau pola bergantian yang nantinya akan membentuk rangkaian daun sesuai dengan pola tersebut.

2)   Pertumbuhan Sekunder
Semakin tua, batang tumbuhan dikotil akan semakin membesar. Hal ini disebabkan adanya proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan monokotil. Bagian yang paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini adalah kambium dan kambium gabus atau felogen. Ke arah dalam, kambium akan membentuk pembuluh kayu (xilem), sedangkan ke arah luar kambium akan membentuk pembuluh tapis (floem). Kambium pada posisi seperti ini dinamakan kambium intravaskular. Sel-sel parenkim yang terdapat di antara pembuluh, lama-kelamaan berubah menjadi kambium. Kambium ini dinamakan kambium intervaskular. Kedua macam kambium tersebut lama-kelamaan akan bersambungan.
Posisi kambium yang semula terpisah-pisah, kemudian akan berbentuk lingkaran. Kedua macam kambium ini akan terus berkembang membentuk xilem sekunder dan floem sekunder sehingga batang menjadi semakin besar. Akibat semakin besarnya batang, diperlukan jalan untuk mengangkut makanan ke arah samping (lateral). Untuk keperluan tersebut, dibentuklah jari-jari empulur.
Aktivitas kambium bergantung pada keadaan lingkungan. Pada musim kemarau, kambium tidak aktif. Walaupun aktif, kambium hanya akan membentuk sel-sel xilem berdiameter sempit. Ketika air berlimpah, cambium akan membentuk sel-sel xilem dengan diameter besar. Perbedaan ukuran diameter ini akan menyebabkan terbentuknya lingkaran-lingkaran pada penampang melintang batang. Lingkaran ini dikenal dengan lingkaran tahun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur tumbuhan. Sementara itu, kambium gabus atau felogen juga melakukan aktivitasnya. Felogen ini akan membentuk lapisan gabus. Ke arah dalam, felogen membentuk feloderm yang merupakan sel-sel hidup dan ke arah luar membentuk felem (jaringan gabus) yang merupakan sel-sel mati. Lapisan gabus perlu dibentuk karena fungsi epidermis sebagai pelindung tidak memadai lagi. Hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan sekunder yang dilakukan cambium mendesak pertumbuhan ke arah luar. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya epidermis sehingga kulit batang menjadi pecah-pecah. Adanya lapisan gabus mengakibatkan batang menjadi lebih terlindungi dari perubahan cuaca. Zat suberin pada sel-sel gabus dapat mencegah penguapan air dari batang. Agar pertukaran gas tetap berjalan lancar, di beberapa bagian dari permukaan batang terdapat lentisel. Ingatlah kembali pelajaran tentang jaringan tumbuhan di kelas XI.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1.           Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sebagai pengendali proses pertumbuhan dan perkembangan, hal ini meliputi ;
·         Genetik ( hereditas )
Gen adalah adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup.Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
·         Enzim
 Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis ( senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
·         Hormon ( Fitohormon )
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubahpertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)  tumbuhan. Kadar kecil yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu sebagai berikut. Beberapa contoh hormon adalah hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin, asam absisat, dan kalin (rizokalin, phytokalin, kaulokalin dan antokalin).
2.           Faktor Eksternal , yaitu materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, derajat keasaman (Ph) , temperatur, garam- garaman dan mineral (unsur hara) , iklim, kelembaban,  gravitasi bumi (terkait distribusi enzim pertumbuhan / geotropisme) , oksigen, kerbondioksida, air dan beberapa faktor lain seperti patogen serta kompetisi antar mahkluk hidup.

2.5  Nutrisi yang Diperlukan Tanaman
Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.  Tulisan berikut merupakan rangkuman dari beberapa sumber untuk melengkapi pengetahuan kita tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada dasarnya, saat kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman, tanaman apapun jenisnya, sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita budidayakan.
Pengetahuan ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk agar tepat dan seimbang, karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal.  Pengetahuan ini pun perlu pada saat mengamati proses pertumbuhan tanaman.  Apabila pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita dapat melakukan evaluasi dan tindakan yang cukup tepat sebelum semuanya terlambat.
Secara garis besar, tanaman atau tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.  Dua jenis unsur hara tersebut disebut Unsur Hara Makro dan Unsur Hara Mikro.  Kedua jenis unsur ini sudah terkandung dalam SOT HCS dengan jumlah yang seimbang.

2.6 Rumput Gajah
Rumput gajah yang berasal dari Afrika tropik merupakan tanaman perennial yang dapat tumbuh setinggi 3 – 4,5 m dan apabila dibiarkan tumbuh bebas dapat mencapai 7 meter dengan akar sedalam 4,5 m. Rumput gajah mempunyai ciri-ciri yaitu: tumbuh tegak membentuk rumpun, batang tebal dan keras, daunnya relatif besar dan tahan lindungan sedang, hidup pada tanah subur yang tidak terlalu liat pada pH 6,5 serta kurang tahan terhadap genangan air. Sifat-sifat rumput gajah antara lain: dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah, membutuhkan hari dengan waktu siang yang pendek, memiliki fotoperiode kritis antara 12-13 jam, tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus, dan kecambahnya sedikit dan lambat sehingga banyak ditanam secara vegetatif (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput gajah atau napiergrass termasuk famili Poaceae (gramineae). Umumnya digunakan sebagai makanan ternak, ornamental dan untuk mengendalikan erosi (USDA, 2008).
Klasifikasi rumput gajah menurut USDA (2008) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliphyta
Subdivisi : Spermatophyta
Klas : Liliopsida
Subklas : Commelinidae 4
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Pennisetum Rich ex Pers
Spesies : Pennisetum purpureum Schum








BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 PerananAir
1.   Air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut melalui akar sebagai makanannya dan sekaligus mengangkut hara tersebut kebagian-bagian tanaman yang memerlukan.
2.       Air merupakan salah satu komponen penting dalam proses fotosintesa, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
3.      Hampir seluruh proses fisiologi tanaman termasuk reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan adanya air.
4.      Di dalam tanaman air berfungsi mempertahankan ketegapan tanaman. Jika tanaman kekurangan air, maka tanaman akan layu dan kemudian mati.
5.       Air sebagai pengontrol suhu dalam tanaman pada saat terik matahari. Air mengendalikan suhu tanaman dengan cara penguapan melalui stomata yang ada dipermukaandaun (NajiyatidanDanarti, 1989).
Kebutuhan air meliputi masalah persediaan air, baik air permukaan maupun air bawah tanah, begitu pula masalah manajemen dan ekonomi proyek irigasi. Kebutuhan air atyau evapotranspirasi merupakan dua istilah, yaitu : evaporasidantranspirasi. Evaporasi adalah gpenguapan air dari tanah yang berdekatan, sedangkan transpirasi merupakan penguapan air dari permukaan daun-daun tanaman ke atmosfer. Air yang di simpan dari embun, curah hujan atau irigasi siraman dan kemudian menguap tanpa memasuki tanaman merupakan bagian dari
Kebutuhan air.
Ketersediaan air akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman serta memperngaruhi hidup jasadrenik dalam tanah. Struktur, porositas, kandungan bahan organik akan menentukan jumlah air di dalam tanah. Dalam usaha pemberian air irigasi perlu diperhatikan kemampuan tanah dalam menyerap air. Air tersedia bagi tanaman merupakan air yang terdapat diantara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kelembababan tanah berpengaruh pada ketersediaan air. Air yang tersedia bagi tanaman antara 15-20 atmosfer, yaitu antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. 

3.2 Peranan Nitrogen
Peran nitrogen bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, termasuk pertumbuhan daun yang baik, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman. Dengan pemupukan nitrogen bertujuan untuk membuat bagian tanaman yang hijau segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kadar protein tanaman. Kadar protein kasar sangat penting diperhatikan pada hijauan makanan ternak sebab dapat mempengaruhi konsumsi hijauan, begitu pula kadar serat kasarnya perlu diperhatikan karena dapat dijadikanpegangan untuk menentukanbanyaknya energi yang tersedia buat ternak.

3.3 Pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan rumput gajah
Terdapat beberapa hasil penelitian yang memperlihatkan pengaruh ketersediaan air terhadap produksi rumput. Menurut hasil penelitian Kushartono (2001) memperlihatkan produksi rumput gajah segar pada perlakuan curah hujan dan pemupukan dimana berdasarkan curah hujannya, dapat diperoleh bahwa semakin tinggi curah hujan akan semakin tinggi produksi rumput gajah. curah hujan dan tingkat produksi sangat erat hubungannya terutama pada tanaman yang membutuhkan air cukup banyak pada fase pertumbuhan seperti rumput gajah.
Ketersediaan air tanah akan mempengaruhi produksi tajuk, akar dan efisiensi penggunaan air (EPA), dimana semakin rendah ketersediaan air maka produksi tajuk dan akar rumput raja dan rumput gajah akan semakin menurun sedangkan nisbah tajuk : akar nya dan EPA semakin meningkat. Produksi bahan kering tajuk dan akar yang semakin menurun adalah normal karena dipengaruhi oleh ketersediaan air yang rendah untuk pertumbuhannya (pertumbuhan akar terhambat sehingga penangkapan unsur hara dan air untuk pertumbuhan tajuk pun ikut terhambat) sedangkan nisbah tajuk : akar semakin meningkat dimungkinkan karena adanya penggunaan air untuk kebutuhan pada bagian tajuk sedangkan pertumbuhan akar yang terhenti atau lambat.
Kondisi ketersediaan air tanah yang menurun mendorong rumput gajah untuk mendistribusikan hasil-hasil fotosintesis dan unsure hara lainnya cenderung lebih banyak ditujukan ke bagian tajuk dimana dapat dilihat pada persentase penurunan bobot kering akar yang lebih besar dibanding tajuk. Penurunan bobot kering tajuk justru meningkatkan kualitas tajuk sebagai pakan ternak. Pada keadaan pertumbuhan daun menurun akibat kekeringan, konsentrasi N, P dan K pada daun justru lebih tinggi dan konsentrasi komponen dinding sel mengalami penurunan yang berhubungan dengan mekanisme penundaan ontogeny daun akibat cekaman air yang berakibat terjadinya relokasi nutrisi ke daun dan berimbas pada meningkatnya kualitas rumput gajah dan daya kecernaannya sebagai pakan ternak.
Kadar air tanah mempengaruhi tingkat cekaman air dan produksi pada tanaman rumput dimana pada rumput gajah yang dikeringkan (tanpa pemberian air) akan memperlihatkan cekaman air yang ditandai oleh kadar air relative daun dan produksi bahan kering tajuk yang rendah pada beberapa jenis tanaman rumput gajah dibandingkan dengan perlakuan yang mendapatkan penyiraman air.

3.4 Pengaruh pemberian Nitrogen terhadap pertumbuhan rumput gajah
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman rumput gajah.  Nitrogen  memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif.  Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari kemasan.
Kekurangan Nitrogen
Ciri-ciri tanaman rumput gajah yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga akan rendah.
Kelebihan Nitrogen
Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai.  Ciri-cirinya apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Dalam keadaan curah hujan yang tinggi  akan menyebabkan  semakin tinggi produksi rumput gajah. curah hujan dan tingkat produksi sangat erat hubungannya terutama pada tanaman yang membutuhkan air cukup banyak pada fase pertumbuhan seperti rumput gajah. Ketersediaan air tanah akan mempengaruhi produksi tajuk, akar dan efisiensi penggunaan air (EPA), dimana semakin rendah ketersediaan air maka produksi tajuk dan akar rumput raja dan rumput gajah akan semakin menurun.
                Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman rumput gajah. Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Kekurangan Nitrogen tidak baik untuk pertumbuhan rumput gajah karena kekurangan Nitrogen dapat memperlambat pertumbuhan. Kelebihan Nitrogen juga berdampak negatif untuk pertumbuhan rumput gajah karena dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh.

4.2 Saran
Dengan terselesainya paper ini penulis berharap agar penyusunan paper ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Penulis sangat berharap pembaca setelah membaca paper ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman rumput gajah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.






DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar