BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
a. karbohidrat
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah
satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya
polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat
tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006),
berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis karbohidrat dibagi
dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari
satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk
dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah
sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang
terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang
tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu
homopolisakarida dan heteropolisakarida.
b. Lipida
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara
bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan di lihat dari strukturnya, lipid
merupakan senyawa trimester yang di bentuk adri senyawa gliserol dan berbagai
asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari 2 jenis molekul yang
lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang
memiliki 3 karbon yang masing – masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam
lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon,
panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas
suatu gugs karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini diebut
sebagai asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah
hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Suatu
lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu
hidrokarbonatau dietil eter. Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam
lemak dengan gliserol yang kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton,
kloroform dan benzene.
c. Protein
Protein
merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein berasal dari kata “protos” yang berarti utama. Protein
adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan kadang-kadang mengandung zat Belerang (S)
dan Fosfor (P). Setiap polimer protein tersusun atas monomer yang disebut asam
amino. Masing masing asam amino mngandung satu atom Karbon (C) yang mengikat
satu atom Hidrogen (H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH),
dan lain-lain (gugus R). Hampir setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup
bergantung pada protein. Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian
besar sel, dan protein sangat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan
organisme. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia dan yang lain berpean
dalam penyimpanan, penyokongan struktural, transpor, pergeraan, komunikasi
selular serta pertahanan melawan zat asing. Oleh karena itu, diperlukan
pengujian protein untuk mengetahui sifat-sifat dan jenis-jenis asam amino dan
protein.
d. Pencernaan
Makanan yang masuk ke dalam mulut biasanya masih berbentuk
potongan atau keratan yang mempunyai ukuran relatif besar dan tidak dapat
diserap langsung oleh dinding usus. Oleh karena itu sebelum siap diserap oleh
dinding usus makanan tersebut harus melewati sistem pencernaan makanan yang
terdiri atas beberapa organ tubuh, yaitu mulut, lambung, dan usus dengan
bantuan pankreas dan empedu. Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis
oleh gigi dengan jalan dikunyah. Selama penghancuran secara mekanis ini
berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang
disebut saliva atau ludah. Tiga kelenjar saliva yaitu kelenjar sublingual,
kelenjar submaksilar, dan kelenjar parotid. Kelenjar sublingual adalah kelenjar
saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan. Kelenjar
submaksilar terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. Kelenjar
parotid ialah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atau mulut di
depan telinga .
Setiap hari sekitar 1-1.5 liter saliva dikeluarkan oleh
kelenjar saliva. Saliva terdiri atas 99.24% air dan 0.58% terdiri atas ion-ion
Ca2+, Mg2+, Na+, K+, PO43-,
Cl-, HCO3-, SO42-, dan
zat-zat organik seperti musin dan enzim amilase (ptialin). Musin suatu
glikoprotein dikeluarkan oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submaksilar,
sedangkan ptialin dikeluarkan oleh kelenjar parotid.
Musin dalam saliva adalah suatu zat yang kental dan licin
yang berfungsi membasahi makanan dan sebagai pelumas yang memudahkan atau
memperlacar proses menelan makanan. Cairan air liur mengandung α-amilase yang
menghidrolisa ikatan α(1→4) pada cabang sebelah luar glikogen dan amilopektin
menjadi glukosa, sejumlah kecil maltosa, dan suatu inti tahan hidrolisa yang
disebut dekstrin. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam
mulut, oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama untuk memberi
kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut.
Praktikum
ini bertujuan mengetahui susunan air liur, mengetahui sifat fisik dan sifat
kimia air liur melalui pengaruh suhu dan pH, dan mengetahui proses hidrolisis
pati oleh amilase air liur. Metode yang akan digunakan meliputi uji-uji umum
karbohidrat, uji umum protein, uji
penentuan
pH dan suhu optimum. Manfaat yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah
didapatnya informasi bahwa keberadaan enzim amilase di dalam tubuh manusia
sangat penting. Enzim amilase ikut bertanggung jawab menjaga kesehatan dan
proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim amilase dapat menyebabkan
tubuh mengalami gangguan pencernaan (maladigesti), yang selanjutnya menyebabkan
gangguan penyerapan (malabsorpsi).
1.2
Tujuan
·
mengetahui sifat fisik dan kimia dari
karbohidrat melalui pengujian test mosisch, test benedict , test seliwanoff,
peragian , test yodium, hidrolisis sukrosa , hidrolisis pati.
·
untuk mengetahui uji kelarutan , emulsi,
penyabunan , reaksi akrolein , asam lemak tak jenuh, dan kolesterol.
·
Untuk melakukan
analisis dan identifikasi protein dan asam amino dengan percobaan susunan
elementer, daya larut albumin, reaksi warna , pengaruh alcohol terhadap protein
dan pada koagulasi protein dengan pemanas perlu air.
·
Untuk mengetahui system
pencernaan terutama pada air liur serta dapat melakukan percobaan tentang sifat
dan susunan air liur serta pengaruh pH terhadap kerja amylase air liur.
1.3
Manfaat
·
Dengan mengetahui sifat fisik dan kimia
dari karbohidrat dan dapat melakukan penelitian dengan berbagai jenis pengujian
.
·
Dapat mengetahui dan melakukan
penelitian dengan berbagai jenis pengujian lipida.
·
Dapat melakukan
analisis dan identifikasi protein dan asam amino dengan percobaan susunan
elementer, daya larut albumin, reaksi warna , pengaruh alcohol terhadap protein
dan pada koagulasi protein dengan pemanas perlu air.
·
Dapat mengetahui
system pencernaan terutama pada air liur serta dapat melakukan percobaan
tentang sifat dan susunan air liur serta pengaruh pH terhadap kerja amylase air
liur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi
utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan
per gram. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan
lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan
sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain
menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa,
pektin serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan
karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang,
dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis
lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab
"sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih
tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
B. Lipida
Suatu lipid didefenisikan sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbonatau dietil eter.
Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang
kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton, kloroform dan benzene.
Lipid
tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
golonag yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
di bagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak
secara kimia di artikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. R1, R2, R3
dalam rumus umum asam lemak adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon
dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17.
Lemak
dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
“triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang : pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyyak bersifat
cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan
gliserida ddalam tumbuhan cenderung berupa minyak.
C. Protein
Protein
merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai lurus
dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut denganpeptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan
sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida
yang dinaman protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang
tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat
(glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam
(metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein). Protein berfungsi sebagai
katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti okseigen,
mendukung secaramekanis sstem kekbalan (imunitas) tubuh, menghasilka
pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein menghasilkan unsur-unsur
C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung
unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu. Protein merupakan komponen itama
dalam semua hal hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan
tubuh, protein merupakan komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat
yang terdidi atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%)
dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang
mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
D. Pencernaan
Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi
dengan jalan dikunyah. Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi
ukuran yang lebih kecil. Makin lama mengunyah makin baik sebab penghancuran
lebih efektif. Apabila makanan menjadi kecil ukurannya maka luas permukaan akan
bertambah. Selama penghancuran secara mekanis ini berlangsung, kelenjar yang
ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah. Getah
saliva dihasilkan oleh kelenjar ludah yang terdapat dalam rongga mulut, yang
mengandung air sekitar 99%. Zat padat yang terdapat dalam saliva diantaranya
ptyalin (amylase), musin (suatu senyawa glikoprotein) dan sejumlah
senyawa-senyawa yang juga terdapat dalam darah dan urin seperti amoniak,
asam-asam amino, urea, asam urat, kolestrol serta kation (Ca2+, Na+, K+,Mg2+)
dan anion seperti PO43-, Cl- dan HCO3- pH sekitar 6,8. Kelenjar saliva dibagi
menjadi 2, yaitu kelnjar saliva utama/mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar
saliva mayor yang merupakan kelenjar ekstrinsik yang mengeluarkan sekretnya ke
dalam rongga mulut secara intermitten. Kelenjar saliva mayor ini terdiri dari 3
kelenjar besar meliputi kelenjar parotis, sub mandibularis, dan sub lingualis.
Sedangkan kelenjar saliva minor adalah kelenjar yang letaknya tersebar pada
mukosa dan sub mukosa rongga mulut,merupakan kelenjar kecil-kecil yang
mengeluarkan sekretnya terus-menerus.
BAB III
3.1.percobaan
karbohidrat
A. Test
Molisch
a. Alat-alat
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes
b. Pereaksi
1. Asam
sulfat pekat
2. Pereaksi
molisch (larutan 5% alpha naftol dalam alcohol 95%)
c. Bahan
percobaan
1. Larutan
glukosa 0,1 M
2. Larutan
fruktosa 0,1 M
3. Larutan
sukrosa 0,1 M
4. Larutan
kanji 1 %
d. Cara
kerja
Dua ml larutan
yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes
pereaksi molisch dan campur baik baik.Miringkan tabung reaksi tadi dan
tambahkan dengan hati- hati 2ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding
tabung tetes demi tetes.Perhatikan larutan. Jangan dikocok .jangan diaduk.
Reaksi positif ditandai oleh terbentuknya suatu cicin/gelang yang berwarna
ungu, pada batas antara kedua lapisan larutan.
B. Test
Benedict
a. Alat-alat
1. Tabung
reaksi
2. Alat
penangas/waterbath
3. Pipet
tetes
b. Pereaksi
Larutan benedict
c. Bahan
percobaan
1. Larutan
glukosa 0,1 M
2. Larutan
fruktosa 0,1 M
3. Larutan
sukrosa 0,1 M
4. Larutan
kanji 1 %
d. Cara
kerja
Masukkan 2.5 ml larutan benedict kedalam tabung
reaksi.Tambahkan 4 tetes larutan yang diperiksa.Campurkan dan didihkan selama 5 menit. Dinginkan
perlahan lahan. Perhatikan apakah ada endapan dan bagaimana warnanya?.Endapan
berwarna hijau, kuning atau merah menandakan reaksi positif.Perubahan warna
larutan saja tidak berarti reaksi positif.
C.
Test Seliwanoff
a.
Alat-alat
1.
Tabung reaksi
2.
Alat pemanas
3.
Pipet tetes
b.
Pereaksi
Larutan seliwanoff
c.
Bahan percobaan
1.
Larutan glukosa 0,1 M
2. Larutan
fruktosa 0,1 M
3. Larutan
sukrosa 0,1 M
4. Larutan
kanji 1 %
d.
Cara kerja
Masukkan 0,5 ml larutan yang akan diperiksa kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 5ml pereaksi selliwanoff, campurkan dan didihkan selama 30 detik
tepat atau panaskan di penangas air mendidih selama 60detik. Perhatikan wara
yang terjadi.
D.Test Fermentasi
a. Alat-alat
1. mortar
(lempung)
2. tabung
fermentasi/tabung peragian
3. beaker
gelas serta gelas pengaduk
b. Pereaksi
Ragi/yeast
c. Bahan
percoban
Larutan laktosa
d. Cara
kerja
Masukkan dalam
sebuah moertar (lumpung) kira-kira 2 gram ragi roti (yeast) dengan 20 ml
larutan karbohidrat percobaan sehingga didapat suspense rata.Pindahkan ke dalam
tabung peragian dan balikkan tabung tersebut begitu rupa sehingga ujung yang
tertutup terisi penuh dengan cairan.Kembalikan tabung pada kedudukan semula
dengan ujung yang tertutup rapat penuh terisi. Setelah 1.5 jam hasil peragian
dapat diperiksa. Gas yang terbentuk akan terkumpul pada ujung yang tertutup.
Apabila telah ada gas yang terbentuk, maka untuk membuktikan bahwa gas itu CO2
kedalam tabung ditambahkan NaOH 10% sampai memenuhi ujung tabung yang terbuka.Tutup
ujung tabung yang terbuka degan ibu jari dan sambil dibolak-balikan beberapa
kal perhatikan apakah ada penyedotan pada ibu jari?Mengapa demikian?
E. Test
Yodium
1. Alat-alat
1. Piring
gelas atau cawan porselin
2. Pipit
tetes
2. Pereaksi
Larutan yodium
3. Bahan
percobaan
1. Larutan
pati
2. Larutan
dektrin
3. Larutan
gum arabic
4. Cara
kerja
Letakkan sejumlah kecil atau beberapa ml larutan
percobaan pada suatu piring gelas.Tambahkan setets larutan yodium encer dan
kemudian perhatikan warna yang terbentuk pada setiap jenis bahan percobaan
tersebut.
F.Hidrolisis Sukrosa
a. Alat-alat
1. Beaker
gelas serta gelas pengaduk
2. Alat
pemanas air
3. Pipet
tetes
b. Pereaksi
1. HCL
pekat
2. Reagent
Benedict
3. Reagent
Seliwanoff
4. Reagent
Barfoed
c. Bahan
Percobaan
Larutan sukrosa 0,1 M
d. Cara
Kerja
25 ml sukrosa 0,1 M
dimasukkan ke dalam beaker gelas 100 ml.
tambahkan 1ml HCL pekat dan
paaskan pada penangas air mendidih selama 24 menit. Dinginkan dan setelah
dingin segera netralkan dengan NaOH 10% (tambahkan tetes demi etes NaOH 10%
sampai memberi warna merah muda pada indicator phenolptalein atau warna merah
netral pada kertas lakmus)/ lalu setelah netral betul larutan tadi diencerkan
sampai volemenya menjadi 500ml. periksalah larutan tadi denga test benedict,
test seliwanoff, dan test Barfoed.
G.Hidrolisis Pati
a. Alat-alat
1. Tabung
reaksi
2. Beaker
gelas
3. Alat
pemanas atau penangas air
4. Pipet
tetes
5. Pengaduk
gelas
6. Piring
tetes atau cawan porselin
b. Pereaksi
1. HCL
pekat
2. Larutan
yodium encer
3. Larutan
NaOH 10%
4. Kertas
lakmus
5. Reagen
benedict
6. Reagen
seliwanoff encer
c. Bahan
percobaan
Larutan zat pati/ amilum.
d. Cara
kerja
i.
Masukkan 10 ml larutan
pati kedalam tabung reaksi. Tambahkan 6 tetes HCL pekat dan panaskan di
penangas air. Setiap 3 menit ambil beberapa tetes larutan yang dipanaskan
tersebut lalu test dengan larutan yodium pada piring tetes. Volume larutan
semula dipertahankan dengan menambah air bila perlu. Teruskan pemanasan sampai
tidak ada lagi warna yang terbentuk dengan yodium. Dinginkan dan netralkan
larutan tadi dengan NaOH 10% atau ambil NaOH yang encer sampai larutan bereaksi
asam terhadap lakmus atau timbul warna merah muda terhadap indicator PP. Test
sebagian larutan dengan benedict dan seliwanoff.
ii.
Kedalam 2 tabung reaksi
masukkan masing masing 5ml larutan pati. Tambahkan beberapa tetes larutan
yodium ke dalam masing masing tabung. Panaskan tabung yang satu perlahan-lahan.
Perhatikan hilangnya warna .dinginkan kembali dan perhatikan warnanya. Kedalam
tabung yang lain tambahkan larutan Na-thiosulfat tetes demi tetes sehingga
warna biru hilang. Terangkan hal ini mengapa terjadi.
3.2.
lemak
A.
Daya larut lemak (Uji
kelarutan)
a. Alat-alat
1. Tabung
reaksi
2. Alat
pemanas
3. Penangas
air
4. Kertas
saring
b. Pereaksi
1. Alkhol,
ether, khloroform dan air (sebagai pelarut)
2. Larutan
NaOH encer
3. Larutan
NaCO3
c. Bahan
percobaan
Lemak sapi/lemak padat, minyak
kelapa, asam palmitat gliserol, margarin dan keju
d. Cara
kerja
Maukkan 2 ml
pereaks/ pelarut kedalam tabung reaksi yang bersih.Bubuhkan sedikit bahan
percobaan kedalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut kemudian kocok
kuat-kuat, dan lihat hasilnya.Bila kedua bahan terlihat terpisah berarti tidak
larut, bila tidak terlihat ambilah setetes larutan kemudian teteskan pada
kertas saring.Uapkan bila perlu.Dibawah sinar matahari.Bila terdapat residu
(berupa bercak) berarti ada bahan yang terlarut.Jumlah residu menunjukan
derajat kelarutan bahan yang diuji.
B. Emulsi
a. Alat-alat
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes
b.
Pereaksi
1.
Na2CO3 0.5%
2.
Larutan albumin encer
c.
Bahan percobaan
Minyak
kelapa dan gliserol
d.
Cara kerja
Masukkan air masing-masing 2 ml ke dalam 2 tabung reaksi yang bersih
kemudian tambahkan 2 tetes bahan percobaan, kocok kuat-kuat (1-2 menit).
Diamkan sebentar amati apa yang terlihat. Selanjutnya pada tabung pertama
ditambahkan 2ml larutan albumin encer dan paa tabung kedua ditambahkan 1 ml
larutan Natrium karbonat 0,5 % kocok lagi. Perhatikan pengaruh albumin dan
natrium karbonat terhadap emulsi.
C.
Penyabunan
a.
Alat- alat
1.
Tabung reaksi
2.
Pipet tetes
b.
Pereaksi
1.
NaOH berakohol, KOH beralkohol, air suling
c.
Bahan percobaan
Minyak kelapa dan lemak
padat
d.
Cara kerja
i.
Masukkan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 3ml air suling dan 1 ml NaOH berakohol. Panaskan campurkan
tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit. Setelah dingin kocok dan perhatikan
pembentukan busa.
ii.
Ulangi percobaan a, tetapi larutan NaOH berakhol diganti dengan KOH
berakohol. Bandingkan hasilnya.
D.Reaksi
Akrolein
a.
Alat – alat
1. Tabung
reaksi
2. Alat
pembakar atau pemanas
3. Pipet
tetes
b.
Pereaksi
Kalium hidrosulfat (KHSO4)
c.
Bahan percobaan
Minyak kelapa, gliserol
d.
Cara kerja
Ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan bubuk halus
KHSO4 padat sampai kira-kira setinggi 1 cm. kemudian 3-4 tetes minyak kelapa
diteteskan kedalam tabung reaksi itu.Lalu panaskan dengan hati-hati diatas
nyala apai.Kemudian pemanasan dilakukan lebih kuat.Perhatikan akroelin yang
terbentuk.Ulangi percobaan ini dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai
ganti minyak kelapa.
E.Asam lemak tak
jenuh
a.
Alat –alat
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes
b.
Pereaksi
Khloroform, larutan iodine Hubl
c.
Bahan percobaan
1. Minyak
kelapa
2. Lemak
hewan
3. Asam
palmitat
4. Asam
oleat
5. Margarin
6. Keju
d.
Cara Kerja
Ambil 3 buah tabung reaksi yang kering.Ke dalam
tabung pertama masukkan sedikit minyak kelapa, ke dalam tabung kedua masukkan
sedikit margarine, dan ke dalam tabung ketiga lemak hewan, sedemikian rupa sehingga
tiap-tiap zat tadi mengisi bagian bulat/bawah tabung.Kedalam tiap tabung
larutan iodine Hubl.Goyangkan tabung reaksi pada tiap penambahan iodium.
Terangkan apa yang terjadi?
F. Percobaan
percobaan dengan Cholestrol
a. Alat
–alat
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes (harus kering bener)
b. Pereaksi
Asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat
c. Bahan
percoban
Larutan kolestrol dalam chloroform
d. Uji
salkowski
Cara kerja :
1 ml larutan kholestrol 0,05% dalam
chloroform dicampur hati – hati dengan asam sulfat pekat. Setelah kedua lapisan
cairan berpisah lagi akan timbul berturut-turut warna merah,biru,ungu dalam
lapisan kholoroform. Selain daripada itu dalam lapisan asam akan tampak
fluorisensi kuning.
e. Uji
Libermann-Burchard
Cara kerja :
2 ml larutan kolestrol 0,05% dalam khloroformdicampur
dengan 10 tetes asam asetat anhidrida. Kedalam campuran ini ditambahkan dengan
2-3 tetes asam sulfat pekat.Kecoklatan hati-hati da perhatikan warna-warna yang
timbul.Warna yang timbul tidaklah tetep sifatnya, perlu diperhatikan waktu yang
diperlukan untuk perubahan-perubahan dar warna merah, biru hijau.
3.3.
protein dan asam amino
A. Susunan Elmeyer
Alat-alat :-tabung reaksi
-alat pemanas dengan kelengkapannya
-cawan porselin
-kertas saring dan kertas lakmus
Pereaksi :
-NaOH padat, HCl pekat, Larutan BaCl2, larutan Pb Asetat
Bahan percobaan: -serbuk albumin, serbuk
kasein
Cara kerja :
a. Masukkan
sedikit serbuk albumin ke dalam sebuah tabung reaksi yang bersih dan kering,
lalu panaskan perlahan-lahan sehingga tercium bau rambut terbakar. Bau ini khas
untuk senyawa-senyawa nitrogen. Pengarangan menyatakan adanya karbon sedangkan
pengembunan pada bagian atas tabung reaksi menyatakan hydrogen dan oksigen
b. Pada
sebuah tabung reaksi masukkanlah sedikit serbuk albumin. Tambakan serbuk/Kristal
NaOH sebanyak 2 kali jumlah albumin. Panskan erlahan-lahan. Perhatikan bau
ammonia dan pengaruh uap yang terbentuk terhadap kertas lakmus merah yang
dibasahi. Ini menyatakan adanya hydrogen dan nitrogen.
c. Isilah
sebuah tabung reaksi dengan sedikit serbuk albumin dan 5 ml larutan NaOH 10%.
Dinginkan lalu tambahkan 10 tets larutan Pb asetat. Terlihat larutan tersebut
menghitam, tambahkan dengan hati-hati HCl pekat dan perhatikan bau khas yang
berasal dari belerang yang tak teroksidai.
B. Daya larut Albumin
Alat-alat :- tabung reaksi
-pipet
Pereaksi :-
aquades, NaOH 10% Na-karbonat 0,5%, HCl 0,2%, Pb asetat
Bahan percobaan:- larutan albumin
Cara kerja:
a. Ke
dalam 4 tabung reaksi yang masing-masing berisi larutan albumin 2% kira-kira
3ml. tabung pertama tambahkan 3 l air/aquades. Tabung kedua tambahkan ansaoh
10%. Tabung ketiga tambahkan Na-karbonat 0,5%. Tabung keempat tambahkan HCl
0,2%. Perhatikanlah! Apakah terbentuk presititasi.
C. Pengaruh Asam Mineral Kuat
Alat-alat :- tabung reaksi
-pipet tetes
-alat pemanas
-kertas saring
Pereaksi :-HCl
pekat, H2SO4 Pekat, HNO3
Bahan :-larutan
albumin 2%
Cara kerja:
a. Ke
dalam 5 ml albumin 2% yang sudah disaring tambahkan beberapa tetes HCl pekat.
Campur baik-baik perhatikan apakah endapan yang terbentuk? Selanjutnya
tambahkan lebih banyak, setetes tiap kali dan amati apakah endapat yang
terbentuk melarut dalam penambahan asam tersebut (ulangi percobaan dengan
mengunakan asam sulfat pekat dan HNO3 pekat).
3.4. Reaksi Warna
3.4.1. Reaksi Biuret
Alat-alat :-tabung reaksi
-pipet tetes
Pereaksi :-larutanNaOH
10%, larutan CuSO4 0,1%
Bahan :-larutan
albumin 2%, larutan casein, larutan pepton
Cara kerja:
a. Campurkan
2 ml larutan albumin 2 % dengan 2 ml NaOH 10% dan tambahkan larutan CuSO4 0,1%.
Campurlah dengan baik, bila belum terbentuk warna merah atau lembayung,
tambahkan lagi setetes larutan CuSO4 0,1% (hingga maksimum 10
tetes). Ulangi test ini terhadap larutan casein dan pepton.
b. Isilah
sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea, panaskan di atas api kecil sehingga
zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-gelembung gas (hati-hati jangan
sampai terbentuk arang). Perhatikan bau gas yang terbentuk. Larutkan isi tabung
dengan air dan lakukan test biuret.
D. Reaksi Xanthoprotein
Alat-alat :-tabung reaksi
-alat pemanas
-pipet tetes
-penjepit tabung
Pereaksi :-larutan
HNO3 pekat atau larutan NH4OH/NaOH pekat
Bahan :-larutan
albumin 2 %, larutan gelatin, larutan casein, larutan fenol
Cara kerja:
a. Campurkan
2 ml larutan albumin 1ml HNO3 pekat. Perhatikan terbentuknya endapan
berwarna putih. Panaskan hati-hati endapan akan larut kembali dan larutan akan
berubah menjadi kuning. Dinginkan di bawah air keran dan dengan hati-hati
(tetes demi tetes) tambahkan larutan NsOH pekat atau NH4OH pekat dan
perhatikan apa yang terjadi?
E. Reaksi Millon
Alat-alat :-tabung reaksi
-pipet tetes
-penjepit tabung
-alat pemanas
Pereaksi :-pereaksi
millon
Bahan :-larutan
albumin 2%
-larutan gelatin
-larutan casein
-larutan fenol 2%
Cara kerja:
a. Tambahkan
beberap tetes pereaksi millon pada 2 ml larutan albumin. Endapan putih akan
terlihat. Panaskan hati-hati, timbulnya warna merah menandakan hasil positif.
Bila belum terbentuk warna tambahkan lagi2-3 tetes pereaksi millon dan panaskan
lagi. Ulangi percobaan ini terhadap larutan csein dan gelatin. Lakukan pula
dengan larutan fenol 2%.
F. Test Heller
Alat-alat :-tabung reaksi
-pipet tetes
Pereaksi :-asam
nitrat(HNO3) pekat
Bahan :-larutan
albumin 2%, larutan albumin encer
Cara kerja:
a. Isilah
sebuah tabung reaksi dengan 2 ml asam nitrat pekat lalu tambahkan dengan
hati-hati larutan albumin sehingga keduanya tidak tercampur. Pada kedua
perbatasan cairan terbentuk presipitasi/endapan berwarna putih. Ujilah kepekaan
test ini dengan memakai larutan albumin yang lebih encer kira-kira 50 kali dari
kepekaan larutan semula. Test ini tidak spesifik terhadap protein tetapi bila
positif(misalnya dalam pemeriksaan urine) merupakan indikasi untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
G. Pengaruh Logam Berat
Alat-alat : - tabung reaksi
:-pipet
tetes
Pereaksi :-larutan
pb asetat 5% larutan Hg khlorida 2 %
Larutan
Ag nitrat 5% larutan CUSO4 2%
Bahan percobaan :larutan albumin 2%
Cara kerja :
Isilah 4 tabung reaksi dengan
larutan albumin 2% (ph 0.7) kedalam satu tabung tambahkan 5 tetes larutan
asetat 5% sambil di kocok tetes demi
tetes. Perhatikan apa yang terjadi setiap penetesan tersebut. Apakah terbentuk
endapan. Bila ya apakah endapan tersebut makin bertambah atau melarut. Ulangi
lagi percobaan dengan meneteskan 5 tetes Hg khiorida 5% pada tabung kedua , 5
tetes larutan Ag nitrat 5% pada tabung ketiga, dan 5 tetes larutan CuSo4 2%
pada tabung ke empat.
H.
pengaruh alcohol trhadap protein
Alat-alat :-tabung reaksi
Pereaksi :-alkohol 95%
Bahan percobaan :- larutan albumin 2% larutan pepton 2%
larutan glatin 2%
Cara kerja :
Campurkanlah 1 ml larutan albumin 2%
dengan 5 ml alcohol 95% apakah terbentuk
presipikasi? Apakah endapan tersebut larut dalam air ? ulangi percobaan ini dengan laritan peptone 2% dan glatin 2%
I. daya
difusi protein
Alat-alat :- beaker gelas
-kertas selofan
- tali
pengikat
-pipet tetes
-tabung
reaksi
Pereaksi :-pereaksi biuret(test
protein) toluene sebagai pengawet
Bahan percobaan :- larutan albumin 2% dan pepton
Cara kerja:
Ujilah daya difusi larutan albumin
dan pepton melalui kertas selofan. Untuk mencegah pembusukan kedalam kantong
ini teteskan 1-2 tetes toluena . setelah itu kantong dimasukkan kedalam beaker
gelas yang telah diisi dengan aquadest secukupnya dan simpan dalam laci meja
praktikum selanjutnya lakukan test daya difusi protein dengan reagent biuret.
J. pada
koagulasi protein dengan pemanasan perlu air
Alat-alat :tabung reaksi
Alat pemanas
Pereaksi :aquadest
Bahan percobaan : tepung albumin
Cara kerja
Isilah dua tabung reaksi dengan sedikit tepung
albumin. Tambahkan 5 ml air pada salah satu tabung . letakkan kedua tabung pada
beaker glass yang berisi air mendidih dengan sering-sering mengocoknya . angkat
kedua tabung dinginkan dan tambahkan 5 ml aquadest pada tabung yang berisi
albumin kering . kocoklah kedua tabung lalu saring masing-masing larutan dan
lakukan filtrate, test untuk protein (biuret)
K.
denaturasi, flokulasi, dan koagulasi
Alat-alat :- tabung reaksi
-
Beaker gelas
-
Alat pemanas
-
Kertas saring
-
Corong gelas
Pereaksi : - larutan Hcl 0,1 %
larutan buffer ph 4,7. Larutan NaOH 0,1 %
Bahan percobaan : - larutan albumin 2% (yang telah
disaring)
Cara kerja:
Isilah tiga buah tabung reaksi A, B,
C, masing- masing 3 ml larutan albumin
2% yang telah disaring. Tambahkan pada tabung A . 1 ml Hcl 0,1 % pada tabung B
1 ml larutan buffer ph 4,7 dan pada tabung
C 1 ml Larutan NaOH 0,1 % N.
letakan ketiga tabung tersebut kedalam sebuah beaker gelas 600 ml yang berisi
air. Naikkan suhu perlahan-lahan sehingga air di dalam beaker gelas tersebut
mendidih selama 5 menit . catatlah perubahan yang terjadi pada masing -masing
tabung serta suhu pada saat perubahan. Angkat ketiga tabung dan dinginkan .
pada tabung A dan C tambahkan 10 ml
larutan buffer pH 4,7 . apa yang terjadi? Saring masing-masing cairan pada
tabung dan bilas endapan yang tertinggal pada kertas saring dengan aquadest .
preipitasi pada tabung A dan C adalah protein yang telah mengalami denaturasi.
Presipitasi pada tabung B adalah protein yang telah terkoagulasi.
3.4.
pencernaan
A. Sifat dan Susunan Air Liur
Alat-alat :-Gelas dan tabung reaksi
-urinometer
-corong atau kertas saring
Bahan dan pereaksi: -Air liur dan lilin
-Indikator
(lakmus, fenolftalein, indicator universal)
-pereaksi
biuret, millon, molisch
-asam
asetat encer
-HCl,
BaCl2 2%
-Urea
10%, pereaksi molybdat special dan larutan FeSO4 special
Cara kerja:
Kunyahlah sepotong lilin untuk
merangsang pengeluaran air liur. Kumpulkan 50 ml air liur tersebut dalam sebuah
gelas beker. Tentukan berat jenisnya dengan urinometer, saringlah sebagian air
liur tersebut dan lakukan percobaan-percobaan sebagai berikut:
1. Air
liur yang tidak disaring:
a. Menentukan
pH dengan memakai indicator lakmus, fenolftalein, indicator universal.
b. Test
biuret, millon, dan molisch
2. Air
liur yang disaring:
a. Pada
tabung reaksi yang telah diisi 2 ml air liur, tambahkan 2 tetes asam asetat
encer, perhatikan apa yang terjadi?
b. Menentukan
adanya sulfat.
Pada tabung reaksi yang telah diisi 2 ml air liur,
diasamkan dengan HCl, lalu BaCl2. Terbentuk endspsn putih menyatakan
adanya sulfat.
c. Menetukan
adanya fosfat.
Ke
dalam tabung reaksi yang telah terisi 1 ml air liur tambahkan 1 ml urea10 % dan
10 ml pereaksi molybdat special. Campurkan lalu tambahkan 1 ml larutan FeSO4
spcial. Warna biru yang terjadi setelah dibiarkan beberapa menit,
menyatakan adanya ferro fosfat.
B. Hidrolisis Pati Oleh Air Liur
Alat-alat :-tabung reaksi
-pengaduk gelas
-penangas air
-piring reaksi
-pipet
Bahan dan pereaksi :-larutan zat pati 1%
-air liur yang telah disaring
-larutan iodium
-pereaksi benedict
Cara kerja:
Masukkan 2 ml air liur yang sudah
disaring ke dalam 10 ml larutan pati 1% dan aduklah kemudian tempatkan dalam
penangas air 370C. perhatikan dan catatlah apa yang terjadi.
Sementara itu isilah lekukan-lekukan piring reaksi dengan setetes-setetes
iodium. Setiap 1 menit ambillah sedikit campuran diatas piring reaksi tadi.
Tentukan saat larutan iodium tersebut tidak menimbulkan waarna (warna larutan
iodium sendiri berwarna coklat kuning). Apabila dengan iodium tidak lagi
berwarna biru, periksalah larutan dengan reaksi benedict. Catatlah apa yang
terjadi?
C. Pengaruh pH Terhadap Kerja
Amilase Air Liur
Alat-alat :-tabung reaksi
-alat pengaduk
-pipet
-penangas air
Bahan dan pereaksi :-larutan pati 1%
-air liur yang tidak disaring
-HCl 0,4% (pH=1)
-asam laktat 0,1% (pH=5)
-air suling (pH=7)
-Na2CO3 1% (pH=9)
Cara kerja:
Isilah 4 buah tabung reaksi
masing-masing deangan:
-
2 ml HCl 0,4% mempunyai
pH=1
-
2 ml asam laktat 0,1%
mempunyai pH=5
-
2 ml air suling
mempunyai pH=7
-
2 ml Na2CO3
0,4% mempunyai pH=9
Kedalam setiap tabung reaksi tambahkan 2
ml larutan pati % dan 2 ml air liur yang tidak disaring. Aduk baik-baik dan
letakkan pada penangas air 370C selama 15 menit, dan angkat. Bagilah setiap isi
tabung menjadi dua bagian yang sama. Pada bagian pertama tambahkan 1 tetes
larutan iodium dan pada bagian kedua lakukan percobaan benedict.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Karbohidrat
A.Test molish
hasil
No.
|
Larutan
|
Positif
|
Negatif
|
1
|
Sukrosa 0,1 M
|
P
|
|
2
|
Glukosa 0,1 M
|
P
|
|
3
|
Fruktosa 0,1 M
|
P
|
|
4
|
Kanji 1%
|
P
|
Pembahasan
Reaksi
ini berlaku untuk segala jenis karbohidrat baik dalam bentuk bebas maupun
terikat. Dasarnya adalah pembentukan furfural atau turunan-turunannya dari
karbohidrat yang disebabkan daya dehidrasi asam pekat terhadap karbohidrat.
Dengan alpha naftol, maka furfural akan membentuk senyawa yang berwarna ungu.
Reaksi ini tidak spesifik terhadap karbohidrat. Akan tetapi hasil reaksi yang
negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat.
Dengan teori itu dari hasil percobaan di dapatkan bahwa kanji, sukrosa, glukosa
mengandung karbohidrat karena menghasilkan reaksi postif sementara fruktosa
tidak mengandung karbohidrat karena menghasilkan reaksi negatif.
B.Test
benedict
Hasil
No.
|
Larutan
|
Positif
|
Negatif
|
1
|
Sukrosa 0,1 M
|
P
|
|
2
|
Glukosa 0,1 M
|
P
|
|
3
|
Fruktosa 0,1 M
|
P
|
|
4
|
Kanji 1%
|
P
|
Pembahasan
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh
gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton, dengan membentuk cupro-oksida
suatu endapan yang berwarna merah bata. Larutan benedict berisi/terdiri dari
kupri-sulfat, natrium karbonat dan natrium citrat.
C.Test
Seliwanoff
Hasil
No.
|
Larutan
|
Positif
|
Negatif
|
1
|
Sukrosa 0,1 M
|
P
|
|
2
|
Glukosa 0,1 M
|
P
|
|
3
|
Fruktosa 0,1 M
|
P
|
|
4
|
Kanji 1%
|
P
|
Pembahasan
Pada umumnya reaksi ini spesifik untuk
ketos. Dasarnya adalah pembentukan 4 hidroksi methyl furfural yang bereaksi
dengan resorlsinol (1,3-hidroksi benzene), membentuk suatu senyawa berwarna
merah. Glukosa dapat memberi warna merah muda pada pemanasan yang lama. Dari
percobaan tersebut di dapatkan hasil kanji dan glukosa berwarna bening dan
fruktosa dan sukrosa berwarna merah bata.
D.Fermentasi/peragian
Hasil dan pembahasan
Dengan suatu enzim tertentu yang
ada dalam ragi (yeast) pada suasana anaerob, karbohidrat dapat dipecah menjadi
bagian-bagian yang lebih sederhana. Misalnya : enzim maltase memecah maltosa
menjadi glukosa. Dan dengan enzim zimase glukosa dipecah menjadi etil alcohol
(C2H5OH) dan gas karbondioksida (CO2). Dari percobaan di dapatkan Selama 25 menit
turun sebanyak 0,5 ml dan terdapat gas CO2 yang ditambahkan dengan NaOH.
E.Test
Hidrolisis sukrosa
Hasil
Setelah dipanaskan
Sukrosa + NaOH
dipanaskan selama 45 menit
|
Merah muda
|
Sukorosa +
NaOH dipanaskan selama 5 menit
|
Warna tidak
berubah
|
Pembahasan
Hidrolisis karbonat dapat
dilakukan dengan enzim atau dengan asam kuat. Hidrolisis dengan asam kuat
prosesnya lebih cepat. hasil setelah dipanaskan di dapatkan sukrosa + NaOH
selama 45 menit menghasilkan warna merah muda, sukrosa + NaOH selama 1 menit
menghasilkan warna tidak berubah.
F.Test
yodium
Hasil
Nama zat
|
Keterangan
|
Larutan kanji
|
Biru
|
Larutan
dekstrin
|
Coklat tua
|
Larutan gum
arabic
|
Coklat muda
|
Pembahasan
Pada umumnya
polisakarida dengan larutan yodium akan membentuk ikatan yang berwarna.
Misalnya zat pati ditambahkan larutan yodium akan membentuk ikatan yod-amilum
berwarna biru. Dari hasil praktikum di dapatkan hasil larutan kanji membentuk
ikatan yod-amilum berwarna biru dan larutan dekstrin dan gum arabic tidak.
G.Hidrolisis
pati
Hasil
Pembahasan
Zat
pati dengan asam pekat dipecah menjadi bagian – bagian yang lebih sederhana.maka
didapatkanlah hasil praktikum tersebut sesuai tabel diatas.
4.1
Lipida
A.Daya larut lemak
No
|
Pelarut
|
Minyak
kelapa
|
Margarin
|
Keju
|
Gliserol
|
1
|
Air
|
-
|
-
|
-
|
+
|
2
|
Alkohol
|
+
|
-
|
-
|
+
|
3
|
Khloroforn
|
+
|
+
|
-
|
-
|
4
|
NaOH
encer
|
-
|
-
|
+
|
+
|
5
|
Na2CO3
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Pembahasan
Lipida adalah golongan senyawa organik
yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-sifat tidak larut dalam air tetapi
larut dalam ether. Khloroform, alkohol panas dan benzena. Derajat kelarutan
lemak/minyak dapat diketahui atau ditentukan dengan pengamatan secara langsung
tergantung pada bahan pelarut yang dipakai. Dari hasil praktikum di dapat hasil
1. minyak
kelapa tidak larut dalam air, NaOH encer, NaCO3 dan minyak kelapa larut dalam
alkohol dan khloroforn
2. Margarin
tidak larut dalam air, alkohol, NaOH encer, Na2CO3 dan margarin larut dalam
khloroforn
3. Keju
tidak larut dalam air, alkohol, khloroforn, Na2CO3 dan keju larut dalam NaOH encer
4. Gliserol
larut dalam air, alkohol, khloroforn, NaOH encer, NaCO3
B.
Emulsi
Hasil
Bahan
Percobaan
|
Dikocok
Emulsi ada/tidak
|
Setelah penambahan
|
|
NaCo3
|
Albumin encer
|
||
Minyak kelapa
|
Ada
|
stabil
|
Tidak stabil
|
gliserol
|
-
|
-
|
-
|
Pembahasan
Minyak / lemak tidak
dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil bila ada bahan
lain yang berfungsi sebagai emulgator. Dan telah di buktikan dengan tabel
diatas
C.Penyabunan
Bahan
|
+
NaOH (berbusa/tidak)
|
+
KOH (berbusa/tidak)
|
Minyak
kelapa
|
Terdapat
busa
|
Terdapat
busa
|
Pembahasan
Alkali bila
bergabung dengan asam lemak akan membentuk garam alkali yang disebut sabun yang
dapat berfungsi sebagai emulgator. Dari praktikum tersebut didapatkan hasil
+NaOH terdapat busa dan +KOH terdapat
busa.
D.Reaksi Akrolein
Bahan
percobaan
|
+KHSO4
|
|
Ada
bau akrolein
|
Tidak
ada bau akrolein
|
|
Minyak
kelapa
|
ü
|
-
|
Gliserol
|
ü
|
-
|
Pembahasan
1. Bahwa
gliserol terjadi akrolein dengan adanya bau pekat seperti bau rambut gosong
sedangkan minyak kelapa tidak terlalu berbau seperti gliserol
2. Persamaan
reaksi
E.Reaksi lemak tak jenuh
Bahan
percobaan
|
Yod
hubl/bromin
|
|
(+/-)
|
||
Minyak kelapa
|
Merah
muda/berubah
|
+
|
Margarine
|
Orange/berubah
|
+
|
Keju
|
Kuning
|
-
|
Pembahasan
Ikatan tak jenuh mudah sekali
mengadakan ikatan dengan unsur lain. Dari percobaan didapatkan hasil bahwa
minyak kelapa dan margarin mengadakan ikatan dengan unsur lain.
F.kolestrol
Jenis
test
|
Bahan
percobaan
Larutan
kolestrol 0,05% dalam khloroforn
|
Uji
salkowski
|
Berubah
warna menjadi kuning , merah, umgu, hitam dan terjadi panas yg ditimbulkan
|
Uji
Libermann – Burchard
|
Berubah
warna menjadi kuning, kuning keruh, kuning pekat
|
Pembahasan
Kolesterol dalam asam
sulfat pekat menimbulkan reaksi warna. Kita dapat mengetahui bahwa asam sulfat
pekat dapat menarik air dari senyawa lain. Terbukti dengan adanya tabel hasil
percobaan diatas
4.3
Protein dan Asam amino
A.Susunan
elementer
Hasil
Bahan
percobaan
|
Di
panaskan
|
||
Bau
rambut terbakar (+/-)
|
Pengarangan
(+/-)
|
Pengembunan
(+/-)
|
|
Serbuk
albumin
|
+
|
+
|
+
|
Pembahasan
1. Kesimpulan
tercium bau rambut terbakar untuk senyawa-senyawa nitrogen terjadi pengarangan
menyatakan adanya karbon dan tidak terjadi pengembunan
2. Serbuk
albumin + NaOH (2× albumin ) tº bau?
Uap yang terbentuk dengan kertas
lakmus merah yang dibasahi menjadi lakmus biru
3. Serbuk
albumin + 5 ml 10% dinginkan + 10 tetes larutan Pb asetat terjadi bau belerang
terjadi endapan + hcl pekat dan terjadi endapan
B.Daya larut albumin
Hasil
Pereaksi
|
Larutan
albumin 2%
|
Aquades
|
Presitasi
banyak
|
NaOH
10%
|
Presitasi
sedikit
|
NaCO
0,5%
|
Tidak
ada
|
HCl
0,2%
|
ada
|
Pembahasan
Albumin tergolong
protein sederhana yang mudah larut dalam air. Jadi kesimpulannya bahwa albumin
yang ditambahkan asam tergolong protein sederhana
C.Pengaruh
Asam Mineral Kuat
Hasil
Pereaksi
|
larutan
albumin 2 %
|
|
Larutan
(mengendap/tidak
|
Penambahan p
lebih
|
|
HCl pekat
|
Mengendap
|
17×
|
H2SO4 pekat
|
Mengendap
|
4 x
|
HNO3 pekat
|
Mengendap
|
5 ×
|
Pembahasan
Protein dengan asam –
asam kuat akan membentuk endapan (presipitasi). Dapat disimpulkan bahwa dengan
penambahan asam-asam kuat akan mengurangi endapan.
D.Reaksi
warna
1 reaksi biuret
hasil
1. albumin
2% + biuret = ungu pekat
kasein + biuret = ungu
pepton + biuret = merah
urea + biuret
= ungu cerah
Pembahasan
Biuret adalah senyawa organik yang
diperoleh dengan cara memanaskan urea dan didapatkan lah hasil seperti data
diatas
2.reaksi
xanthoprotein
hasil
1. albumin
+ HNO3 = ada endapan putih
ü saat
dipanaskan terjadi larut ,kuning
2. larutan
casein + HNO3 pekat = ada endapan putih
ü saat
dipanaskan larut, kuning
3. larutan
gelatin + HNO3 pekat = tidak ada endapan
ü saat
dipanaskan larut, kuning
ü
Pembahasan
Reaksi
ini berdasarkan nitrasi inti benzena yang terdapat di dalam molekul protein
(tirosin, fenil alanin, triptofan) tambahkan asam nitrat pekat.
3.
Reaksi
Millon
Hasil
1. Larutan
albumin 2% + milon = terdapat endapat setelah dipanaskan berwarna merah bata
2. Larutan
gelatin = tidak ada endapan setelah dipanaskan berwarna merah bata
3. Larutan
casein = ada endapan setelah dipanaskan berwarna merah
Pembahasan
Reaksi
ini derivate – derivate untuk monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang dipakai
adalah campuran Hg-nitrat di dalam larutan asam nitrat pekat, yang menimbulkan
warna merah. Ion = ion anorganik seperti Cl- dan NH4+ dapat mengganggu
percobaan ini. Dan dari percobaan tersebut di dapatkan hasil seperti diatas.
4 Reaksi
Heller
Hasil
1. Asam
nitrat pekat + albumin = terjadi 3 warna yaitu paling bawah bening, tengah
kuning, atas putih, (terjadi prespitasi) ada endapan
2. Asam
nitrat pekat + albumin ( 50× lebih encer + aquades = terjadi endapan putih
dibagian atas (terjadinya presipitas) ada endapan
Pembahasan
Reaksi
asam nitrat dengan protein merupakan dasr dari test Heller. Dari percobaan
diatas di proleh hasil data seperti diatas.
E.Pengaruh alkohol terhadap protein
Hasil
Pereaksi
|
L. Albumin 2%
|
L. Pepton 2%
|
L. Gelatin 2%
|
Alcohol 95%
|
Ada endapan
|
Tidak ada
endapan
|
Tidak ada
endapan
|
Tidak larut
|
Larut
|
larut
|
Pembahasan
Kesimpulan peresipitasi
hanya terjadi pada larutan albumin 2% + alcohol 95% + aquadest. Larutan pepton
dan larutan gelatin tidak terjadi peresipitasi
F.Pada Koagulasi protein dengan pemanasan
perlu air
Hasil
Bahan
percobaan
|
Test
biuret
|
|
Tepung
albumin
|
+
(merah lembayung)
|
+
(merah lembayung)
|
Pembahasan
Kesimpulan tepung
albumin mengandung protein hal ini dibuktikan dengan berubah warna menjadi
merah lembayung pada saat di test biuret.
G.Denaturasi, Flokulasi dan Koagulasi
Hasil
Bahan
percobaan
|
Perubahan yang
terjadi saat pemanasan
|
A dan C + 10
ml buffer pH 4,7 apa yang terjadi?
|
Tab. A + 10 ml
HCL 0,1% ,
|
Bening
|
Bening ada
endpan
|
Tab. B + 1 ml
buffer pH 4,7
|
Bening
|
-
|
Tab. C + 1 ml
NaOH 0,1 N
|
Bening
|
Keruh, ada
endapan
|
Pembahasan
Denaturasi protein
didefinisikan sebagai suatu keadaan telah terjadinya perubahan bentuk tri-matra
protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tnpa menyebabkan
pemutusan atau kerusakan ikatan – ikatan antar asam amino dalam struktur primer
protein. Protein yang mengalami denaturasi kelarutannya berkurang. Karena itu
protein akan mengendap (berflokulasi) pada titik isoelektriknya, pada suhu
kamar larut oleh asam / basa encer. Tetapi bilaencapan (hasil flokulasi) itu
dipanaskan, segera terbentuk gumpalan – gumpalan lebih besar, dan dikatakan
protein mengalami koagulasi. Jadi dengan kata lain flokulasi sesungguhnya suatu
gejala visual yang disebabkan terjadinya denaturasi pada molekul – molekul
protein.Dari
praktikum diatas di dapatkan hasil
Kesimpulan :
• Tabung
A mengalami edapan.
• Tabung
B saat pemanasan berubah menjadi bening.
• Tabung
C saat pemanasan bening dan keruh saat ditambah buffer.
4.4 Pencernaan
A. sifat
dan susunan air liur yang tidak disaring
Hasil
1. a.Indikator
lakmus merah jadi biru, biru tetap biru dan pH nya 7,5
b.test biuret = tidak
ada endapan
millon = ada endapan
molisch= ada endapan
Pembahasan
Air
Liur atau Saliva disekresi oleh 3 pasang kelenjar air liur ; yaitu : kelenjar
parotis di bawah teling, sub lingualis di bawah lidah, dan sub maxillaries di
bawah rahang bawah. Air liur terdiri dari ± 99,5% air dan sisanya benda-benda
padat terdiri dari 0,3% zat organic dan 0,2% zat anorganik. Sebagian besar zat
organic adalah musin yaitu suatu glikoprotein yang membuat saliva menjadi
kental dan berfungsi sebagai pelican. Air liur mengandung ptyalin yaitu enzim
amylase. Amylase air liur menghidrolisis amilosa menjadi maltose.Enzim ini
menjadi tidak aktif pada pH 4 atau lebih rendah, pH optimum amylase air liur
adalah 6,6. Dari praktikum tersebut sehingga di dapat hasil diatas.
B. pengaruh
pH terhadap kerja amilase air liur
Hasil
Ø HCl
= tidak ada endapan saat ditambahkan pati 1% dan 2 ml air liur dan pada
penangas air 30ºc selama 15 menit
Ø Air
suling = ada endapan saat ditambahkan pati 1% dan 2 ml air liur dan pada 37ºc
penangas selama 15 menit
Ø NaCo3
= tidak ada endapan saat ditambahkan pati 1% dan 2 ml air liur dan pada
penangas air 37 ºc selama 15 menit
Saat
Ø HCl
+ benedict = warna bening tidak ada endapan
Ø Air
suling + benedict = warna biru muda ada endapan
Ø Na2CO3+
benedict = warna biru tidak ada endapan
Ø HCl
+ iodium = warna kuning tidak ada endapan
Ø Air
suling + iodium = warna bening tidak ada endapan
Ø Na2CO3
+ iodium = warna ungu tidak ada endapan
Pembahasan
Air Liur atau Saliva disekresi oleh 3
pasang kelenjar air liur ; yaitu : kelenjar parotis di bawah teling, sub
lingualis di bawah lidah, dan sub maxillaries di bawah rahang bawah. Air liur
terdiri dari ± 99,5% air dan sisanya benda-benda padat terdiri dari 0,3% zat
organic dan 0,2% zat anorganik. Sebagian besar zat organic adalah musin yaitu
suatu glikoprotein yang membuat saliva menjadi kental dan berfungsi sebagai
pelican. Air liur mengandung ptyalin yaitu enzim amylase. Amylase air liur
menghidrolisis amilosa menjadi maltose. Enzim ini menjadi tidak aktif pada pH 4
atau lebih rendah, pH optimum amylase air liur adalah 6,6. Dari praktikum
tersebut sehingga di dapat hasil diatas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yatitu karbohidarat merupakan bahan makanan
yang terdapat didalam tubuh mahkluk
hidup. Uji yang dilakukan yaitu uji iod yang menunjukkan reaksi negatif karena
tidak menghasilkan warna biru dengan ikatan kompleks, uji barfoed menghasilkan
reaksi positif dengan adanya perubahan warna biru yang berarti adanya
monosakarida dalam larutan pada bahan uji sukrosa & maltosa, uji benediet
yang menunjukkan reaksi positif yang menunjukkan adanya warna merah. amilum pada uji kelarutan dan molisch
setelah ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu
menyatakan reaksi positif. Pada uji selulosa, Serbuk selulosa yang ditetesi
alkohol & asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi
positif. Fruktosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi ungu & ini
menandakan bahwa fruktosa ini positif pada uji kelarutan & molisch
monosakarida.
Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan
kloroform. lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam
serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti
suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan
ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan
tak jenuh
Albumin
tergolong protein sederhana yang mudah larut dalam air. Jadi kesimpulannya
bahwa albumin yang ditambahkan asam tergolong protein sederhana. Protein dengan asam –
asam kuat akan membentuk endapan (presipitasi). Dapat disimpulkan bahwa dengan
penambahan asam-asam kuat akan mengurangi endapan. Biuret adalah senyawa
organik yang diperoleh dengan cara memanaskan urea dan didapatkan lah hasil
seperti data diatas. Reaksi asam nitrat dengan protein merupakan dasr dari test
Heller.
Air Liur atau Saliva disekresi oleh 3 pasang
kelenjar air liur ; yaitu : kelenjar parotis di bawah teling, sub lingualis di
bawah lidah, dan sub maxillaries di bawah rahang bawah. Air liur terdiri dari ±
99,5% air dan sisanya benda-benda padat terdiri dari 0,3% zat organic dan 0,2%
zat anorganik. Sebagian besar zat organic adalah musin yaitu suatu glikoprotein
yang membuat saliva menjadi kental dan berfungsi sebagai pelican. Air liur
mengandung ptyalin yaitu enzim amylase. Amylase air liur menghidrolisis amilosa
menjadi maltose. Enzim ini menjadi tidak aktif pada pH 4 atau lebih rendah, pH
optimum amylase air liur adalah 6,6. Dari praktikum tersebut sehingga di dapat
hasil diatas.
5.2 Saran
Sedikit saran dari saya kepada dosen
agar dapat memperhatikan para praktikan yang belum mengerti dalam menjalankan
praktikum tersebut. Kepada dosen agar tidak bosan mengajari kami, dan selalu
mengingatkan kami para praktikan. Harapan saya semoga praktikum Biokimia ini
dapat berjalan dengan baik sampai selesai.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar